Ketupat Daun Kapau Tak Lekang Ditelan Perkembangan Zaman

Ketupat Daun Kapau Tak Lekang Ditelan Perkembangan Zaman - GenPI.co
Penampakan ketupat daun kapau yang sudah dimasak (Foto GenPI.co/Heru)

GenPI.co - Sudah puluhan tahun yang lalu masyarakat di Kota Pekanbaru membuat ketupat menggunakan anyaman daun kapau. Namun di tengah perkembangan zaman, ketupat daun kapau ini semakin sulit ditumukan. Pasalnya semakin sedikit orang yang melestarikannya keberadaan pohon kapau.

Pengrajin ketupat daun kapau, Ibu Sri Wahyuni yang akrab disapa kak Yet bersama suaminya, Ujang untuk mendapatkan daun kapau ini harus menjelajah jauh ke kawasan hutan di Minas perbatasan kota Pekanbaru-kabupaten Siak.

Untuk menuju lokasi itu, pasangan suami istri ini rela menempuh perjalanan 10 kilometer menggunakan sepeda motor dan dilanjutkan berjalan kaki sejauh 2 kilometer masuk ke dalam hutan belantara.

“Jalanya banyak mendaki dan menurun. Pohonya tumbuh di rawa gambut, mirip pohon pinang tetapi berduri tajam. Pohon ini tidak bakal dijumpai di daerah perbukitan. Dalam satu hari biasanya kami bisa mendapatkan 50 pucuk batang kapau. Bedanya dibanding pohon kelapa, kalau pohon kapau semakin besar semakin banyak pucuknya,” jelas Ujang.

Ujang menceritakan, di lokasi tempat ia mencari pohon tersebut masih banyak binatang buas, seperti ular dan gajah liar. “Warga dan pihak keamanan di tempat itu selalu mengingatkan kami agar selalu berhati-hati, pasalnya di daerah tersebut masih ada gajah liar dan ular besar panjangnya puluhan meter. Tapi sampai saat ini kami belum pernah melihat langsung, semoga aja tak pernah terjadi,” Ujang menceritakan.

Kak Yet bersama suaminya Ujang sudah 10 tahun lebih menggeluti pekerjaan sebagai pengerajin ketupat daun kapau. Kegiatan ini dilakukannya ketika bulan Ramadan saja. Setiap hari pasangan suami istri itu berjualan di jalan Meranti Kapur, kecamatan Senapelan, kota Pekanbaru.

Di sepanjang jalan Meranti Kapur tepian Sungai Siak itu, ada sekitar 10 rumah yang menjajakan dan menganyam sendiri ketupat daun kapau tersebut. Mereka hanya berjualan di depan rumah saja. Tidak memasarkan ke pasar-pasar atau pedagang lain.

Anyaman ketupat daun kapau itu dijualnya dengan harga yang relatif masih terjangkau. Untuk harga anyaman ketupat yang baru dianyam dihargai 50 ribu rupiah sebanyak 100 ketupat atau 500 rupiah per-satuannya. Sementara untuk anyaman ketupat yang sudah kering,10 ketupat dihargai 3.000 rupiah. Kemudian, ketupat yang sudah dimasak harga 1 ketupat dihargai 2.000 rupiah. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya