GenPI.co 
Jika dari Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta ada nasi kucing. Nah, di Kepulauan Riau juga ada loh nasi yang hampir mirip seperti makanan ini. Namanya nasi dagang. Nasi dagang karena pada zaman dulu dibawa sebagai bekal oleh orang kampung yang pergi untuk berdagang. Sewaktu akan berjalan jauh, pedagang membawa nasi berisi kari ikan tongkol yang dibungkus didalam daun pisang.
Nasi dagang juga terdapat di Negara tetangga Malaysia yaitu Terengganu dan Kelantan. Di Terengganu, nasi dagang dibuat dari campuran beras dan ketan yang ditanak bersama santan. Mirip nasi uduk karena diberi tambahan daun salam, serai dan pandan. Sedangkan di Kelantan, nasi dagang biasanya berwarna merah bahkan keunguan karena menggunakan campuran ketan merah.
Baca juga : Kemenpar Dukung GIPI Kepri Tingkatkan Kunjungan Wisman
Untuk di Kepulauan Riau, nasi yang dimasak bersama santan kelapa dan biji klabet. Biji yang berukuran kecil (panjang sekitar 5 mm), keras, dan berwarna kuning kecoklatan. Memiliki rasa serta aroma yang sangat kuat.
Daun pisang sebagai pembungkus menciptakan aroma wangi berpadu dengan gurihnya nasi. Apalagi rempah-rempah kari seperti cabe, kunyit, lengkuas dan sereh menambah rasa semakin lezat dan nikmat.
Di Kota Tanjungpinang, nasi dagang dapat ditemukan di daerah Tanjung Unggat, Jalan Sultan Mahmud. Dijual dengan harga mulai dari Rp. 3000,- hingga Rp. 5000,- di tempat penjualan kue-kue di pinggir jalan. Tempat yang buka setiap hari dari pukul 06.00 sampai 10.00 pagi.
“setiap hari selalu ramai orang-orang beli kue, kalau nasi dagangnya sendiri paling cepat habis,” ungkap Rani Syafitri, penjual nasi dagang.
Dengan rasa yang khas, terbukti peminat menu sarapan ini banyak disukai. “banyak yang rumahnya jauh dari sini, rela datang pagi-pagi nyari nasi dagang. Biasanya dijual 40 bungkus habis semua,” imbuhnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
