Liputan Khusus

Di Era Digital, Apa yang Dicari Orang di Toko Buku?

Di Era Digital, Apa yang Dicari Orang di Toko Buku? - GenPI.co
Masa di mana teknologi gadget mengambil alih dan membuat segala sesuatunya lebih praktis membuat toko buku pun mulai ditinggalkan oleh pembaca setia.

GenPI.co – Beberapa tahun lalu, posisi toko buku pernah menjadi primadona bagi kalangan pelajar dan pecinta buku. Dari judul buku satu ke yang lain, mereka rela berdiri berlama-lama hanya untuk membaca isi bab pertama. Tak sedikit kalangan pembaca yang tak sabar menantikan judul novel terbaru yang akan rilis di toko buku tersebut. Tempat ini hampir tak pernah sepi dikunjungi.

Masa keemasan toko buku itu pun berangsur luruh seiring dengan masuknya era digital. Masa di mana teknologi gadget mengambil alih dan membuat segala sesuatunya lebih praktis. Toko buku pun mulai ditinggalkan oleh pembaca setia. Seperti yang terlihat di kios buku bekas di kawasan Blok M Square, Jakarta Selatan. Pengunjung di deretan kios ini pun hampir bisa dihitung jari.

“Menurun sih dari tahun ke tahun peminat buku ini juga gak banyak sekarang semua serba di gadget. Kebanyakan ke sini mahasiswa, tapi kalau anak SMP/SMA paling dia kesini kalau mau masuk sekolah aja,” ujar Afni, pemilik toko ‘Dunia Pecinta Buku’ itu kepada GenPI.co, Selasa (9/4).

Baca juga: Ikuti Arus Digital, Penjual Buku Blok M Beralih ke Online

Di kios miliknya yang sudah beroperasi 7 tahun, Afni menjual buku-buku spesialis sejarah dan koleksi langka. Menurutnya untuk buku jenis ini, cenderung hanya kalangan tertentu seperti mahasiswa sejarah dan praktisi ilmiah. “Koleksi disini buku lama yang sudah gak terbit lagi, jadi rata-rata yang minat umur 30 keatas sih,” imbuhnya.

Pantauan GenPI.co di beberapa kios, hanya terdapat beberapa pengunjung yang sibuk melihat-lihat buku. Berlina salah satu pengunjung, ia selalu mengajak sang buah hati untuk mencari buku-buku bacaan di toko buku. Hal ini ia terapkan agar sang anak bisa dengan leluasa mempelajari satu demi satu buku yang akan dipilihnya.

“Saya sarankan anak saya kalau mau mencari buku harus ditoko buku, gak boleh online. Dari dia kecil saya sudah ajak dia dan kakaknya ke toko buku kaya Gramedia,” ucap Berlina.

Untuk buku bacaan, ia membebaskan sang anak untuk membaca jenis buku apapun. Mulai dari buku pelajaran hingga komik. Kebiasaan membaca itupun ia tularkan ke anak dan suaminya. Menurutnya budaya baca mampu menjadikan pengetahuan anak lebih luas, disamping mereka lebih interaktif dan ilmu bertambah. Dalam sehari minimal 2 jam ia dan keluarga selalu sempatkan untuk membaca.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya