Soal Akidi Tio, Pengamat Beri Kritik Pedas untuk Polda Metro Jaya

Soal Akidi Tio, Pengamat Beri Kritik Pedas untuk Polda Metro Jaya - GenPI.co
Pengamat beri kritik pedas untuk Polda Metro Jaya. Foto: JPNN

GenPI.co - Pengamat Kepolisian Sahat Dio menyesalkan terlambatnya informasi yang disampaikan oleh Polda Metro Jaya perihal profil Heriyanty. 

Pasalnya, Polda Metro Jaya menyebut putri Akidi Tio, Heriyanty pernah terjerat kasus dugaan penipuan. 

Namun, kasus dengan nomor laporan polisi LP/1025/II/YAN.2.5./2020/SPKT PMJ tertanggal 14 Februari 2020 itu, telah diminta untuk dicabut oleh pelapor. 
 
Untuk saat ini, Heriyanty tersangkut masalah sumbangan Rp2 triliun dari almarhum ayahnya, Akidi Tio untuk penanganan pandemi Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel), yang diduga hoaks.
 
"Seharusnya sejak dini bisa disampaikan rekam jejak orang ini oleh Polda Metro Jaya," ujarnya dalam keterangan GenPI.co peroleh, Rabu (4/8).

BACA JUGA:  Kasus Akidi Tio Dibandingkan dengan Jokowi, Begini Kata Pengamat

Menurutnya, informasi mengenai Herianty idealnya disampaikan Polda Metro Jaya sebelum konferensi pers penyerahan bantuan. 

"Itu jika sistem data informasi Polri antar polda terintegrasi," ujarnya.
 
Sahat menjelaskan, biasanya jika polisi ada kegiatan, informasinya selalu ada dan beredar di internal sebelum acara. 
 
"Pihak eksternal saja hadir kok, artinya dia tahu sebelum acara digelar," katanya.
 
Jika tak memungkinkan, seharusnya profil Heriyanty bisa disampaikan Polda Metro Jaya ke Polda Sumsel beberapa saat usai konferensi pers. 
 
"Harapan yang diduga palsu itu tak larut lebih jauh. Akhirnya bisa segera ditindak dan diantisipasi berbagai eksesnya. Kalau sudah begini, ada pihak yang dipermalukan jadinya," jelasnya.

BACA JUGA:  Jusuf Kalla Turun Tangan, Kasus Sumbangan Rp 2 T Akidi Tio

Baginya, penyampaian informasi yang terlambat, menimbulkan berbagai kesan di masyarakat. 
 
Sebab, muaranya justru mencoreng institusi kepolisian itu sendiri. 
 
"Persepsi masyarakat bisa dinilai adanya miskoordinasi antar polda, data yang tak terintegrasi. Persepsi masyarakat yang terburuk, mungkin ada kesengajaan atau pembiaran sehingga ini terjadi'," jelasnya.
 
Untuk saat ini, pihak yang merasa dirugikan dari kasus itu adalah kepolisian.
 
"Yang rugi Polri. Masa polisi kena prank, masa polisi kena tipu. Begitu pandangan masyarakat atas kejadian ini," jelasnya. (*)

Video seru hari ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya