GenPI.co 
GenPI.co - Analisis soal pergantian Panglima TNI ini bisa bikin dag-dig-dug. Ada alarm bahaya yang disiratkan. TNI malah disebut bisa diselimuti kecemburuan.
Semua itu dibuka Ketua Badan Pengurus Centra Initiative Al Araf. Dia bahkan ikut memberi tanggapan terkait sosok yang menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Menurutnya, secara tradisi, pergantian Panglima TNI selalu dilakukan dnegan pola bergiliran.
BACA JUGA: Analisis: Jika Andika Perkasa Jadi Panglima TNI, Ini Persoalan...
Hal ini, menurutnya merupakan upaya agat tidak ada kecemburuan di dalam organisasi.
“Kalau tidak dilakukan bergiliran, akan menimbulkan kecemburuan antar angkatan di dalam tubuh TNI yang akan mengganggu solidtas organisasi,” ujar Al Araf kepada GenPI.co, Senin (6/9).
BACA JUGA: Pergantian Panglima TNI Memanas, Andika Perkasa Disorot Tajam
Al Araf juga mengatakan bahwa TNI perlu sosok yang dapat mendorong proses reformasi dan transformasi yang menghormati hak hak asasi manusia untuk menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto
“Proses reformasi dan transformasi TNI itu kewenangan dilakukan oleh otoritas sipil. Namun TNI dan Panglima TNI perlu mendukung dan tidak resisten dalam proses reformasi dan transformasi,” tuturnya.
BACA JUGA: Tes Keperawanan di TNI Sangat Tepat, Asalkan...
Al Araf juga mengatakan bahwa pergantian Panglima TNI memang menjadi hak prerogratif Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan perlu persetujuan DPR.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
