Adib Miftahul Soroti Oknum Polisi yang Masih Berlebihan

Adib Miftahul Soroti Oknum Polisi yang Masih Berlebihan - GenPI.co
Adib Miftahul berpendapat bahwa salah satu alasan adanya oknum polisi yang bertindak berlebihan atau represif dikarenakan takut hilang jabatannya. (Foto: Dok pribadi for GenPI.co)

GenPI.co - Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul, berpendapat bahwa salah satu alasan adanya oknum polisi yang bertindak berlebihan atau represif dikarenakan takut hilang jabatannya.

Salah satu contohnya, menurut Adib, adalah respons aparat saat menangkap seorang pria yang diduga peternak ayam saat melayangkan aspirasinya di depan muka Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Mungkin Pak Jokowi tidak suka dengan tindakan (polisi yang represif) itu. Buktinya, dia panggil Kapolri Jedral Listyo Sigit Prabowo untuk terbitkan telegram,” ujarnya kepada GenPI.co, Minggu (19/9).

BACA JUGA:  Soal Telegram Kapolri, LAKSI: Polisi dan Rakyat Makin Dekat

Menurutnya, hal tersebut menyiratkan Jokowi mengamini bahwa polisi lapangan telah bertindak berlebihan.

“Akhirnya SOP pengamanan saja harus dibuat, telegram, dan disentil dulu oleh presiden. Miris sekali aparat kepolisian kita,” katanya.

BACA JUGA:  Muhammad Kece Dianiaya Sesama Tahanan, Ini Kata Polisi

Dirinya juga menilai apa yang dilakukan oleh aparat tidak mencerminkan era demokrasi dan kebebasan berpendapat.

“Aparatnya masih represif, jadi, enggak ketemu titik terangnya. Padahal presidennya selalu mencitrakan inklusif, egaliter, merakyat. Harusnya hal seperti ini tidak muncul lagi,” ujarnya.

BACA JUGA:  Warga Protes Kepada Polisi, Respons Kapolri Dikuak Direktur CIIA

Menurut Adib, telegram dari Kapolri seharusnya tidak dibutuhkan. Sebab, sejak awal, aparat kepolisian di bawah komando kapolres tidak bisa menerjemahkan apa keinginan rakyat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya