Pengamat: NU Tidak Boleh Terjebak dalam Politik Praktis

Pengamat: NU Tidak Boleh Terjebak dalam Politik Praktis - GenPI.co
Muktamar Ke-34 NU di Lampung (Foto: Chelsea Venda/GenPI.co)

GenPI.co - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang baru terpilih diharapkan dapat menjaga NU dari kepentingan politik praktis.

Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina A Khoirul Umam mengatakan, Gus Yahya harus dapat menunaikan janjinya kepada PWNU, PCNU, dan PCINU, yaitu memimpin NU yang netral dan independen.

“Orientasi Khitah 1926 menjadi janji politik yang harus dipenuhi Kiai Yahya," ujarnya di Jakarta, Jumat (24/12/2021).

BACA JUGA:  Ada Israel di Rekam Jejak Ketum PBNU Gus Yahya, Nggak Nyangka

Menurut dia, PBNU tetap memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga arah politik dan demokrasi di Indonesia dengan memainkan peran strategis dalam konteks politik kebangsaan.

“NU tidak boleh terjebak dalam politik praktis,” tegas dia.

BACA JUGA:  Gus Yahya Jadi Ketua Umum PBNU, Nahdliyin Iringi dengan Selawat

Khitah 1926 merujuk pada komitmen bersama untuk menjaga NU agar tetap sesuai dengan semangat saat organisasi itu didirikan pada 1926, yaitu tidak terjebak pada politik praktis, tetapi menerapkan politik kebangsaan dan keumatan.

Untuk mencapai tujuan itu, imbuhnya, Gus Yahya harus memastikan NU senantiasa menegakkan Islam Wasathiyah (toleran dan moderat).

BACA JUGA:  Gus Yahya Menang, Ucapan ke Said Aqil Sedot Perhatian Nahdliyin

Nilai-nilai itu perlu diperkuat untuk menghadapi kekuatan ekonomi politik yang memanfaatkan sentimen Islam konservatif dan fundamentalis apalagi pada momen pemilihan umum.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya