GenPI.co 
GenPI.co - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan singgung kelompok pendukung presiden cebong kampret saat Pilpres 2019.
Menurut Luhut, masyarakat kini tidak lagi mau terpecah menjadi dua kelompok, seperti peristiwa konstelasi politik yang memanas saat Pilpres lalu.
Maka itu, dia mengklaim soal pemilih yang menginginkan agar Pemilu 2024 ditunda dan dan perpanjangan masa jabatan Presiden memang sedang ramai setelah digaungkan oleh beberapa elite partai politik.
BACA JUGA: Andi Arief Ingatkan Luhut Pandjaitan, Jokowi Disorot
"Saya ini lihat ya punya big data. Dari Big Data itu kira-kira meng-grab 110 juta. Macam-macam Facebook segala macam. Kadang orang-orang main Twitter," kata Luhut Pandjaitan di Podcast Deddy Corbuzier, Jumat (11/3).
Menurutnya, kalangan masyarakat bawah menginginkan adanya ketenangan untuk bisa meningkatkan kemampuan ekonomi.
BACA JUGA: Fadli Zon Sindir Luhut Pandjaitan, Menohok Banget
"Kalau menengah bawah ini, pokoknya pengin tenang. Tidak mau kayak kemarin. Sakit gigi lah kita dengar kampret lah, cebong lah, kadrun lah. Itu kan nggak bagus," ujarnya.
Luhut Mengungkapkan, jika dana untuk penyelenggaraan pemilu mencapai Rp 100 triliun lebih, lantaran berbarengan dengan Pilpres dan pilkada serentak pada waktu yang bersamaan.
"Dana Rp 110 trliun buat pilpres dan pilkada serenta dalam keadaan begini ngapai sih," pungkas Luhut Pandjaitan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
