Pembunuhan Munir, Konspirasi Terbesar Indonesia Setelah G30S/PKI

Pembunuhan Munir, Konspirasi Terbesar Indonesia Setelah G30S/PKI - GenPI.co
Munir Said Thalib, pembunuhan aktivis HAM ini menjadi salah satu konspirasi besar di Indonesia yang hingga kini belum terpecahkan (Foto : Malang Today)

Namun sepak terjang Munir ini harus berakhir saat dirinya tengah melakukan perjalanan dari Jakarta ke Belanda. Tujuan Munir ke Belanda sebenarnya untuk menempuh pendidikan di Universitas Ultrech Belanda.

Sayangnya, ia harus kehilangan nyawa ketika dalam penerbangan dari Jakarta menuju Amsterdam, Belanda, pada 7 September 2004. Kematiannya dilingkupi misteri dan teori konspirasi yang belum bisa dibuktikan hingga kini. Kilas balik sejenak. Berikut fakta-fakta mencengangkan dari kasus pahlawan HAM ini. 

Hasil Autopsi, kematian disebabkan racun arsenik di tubuh Munir

Hasil autopsi yang dilakukan otoritas Belanda, Munir tewas karena menenggak racun arsenik. Pihak keluarga Munir meminta pemerintah membentuk tim pencari fakta yang independen untuk membuka semua tabir kepalsuan yang selama ini tertutupi. Menurut keluarga jika memakai proses hukum konvensional maka kemungkinan untuk terungkapnya semakin kecil. 

Penahan Pollycarpus hanya soal pemalsuan dokumen, Komnas HAM menyoroti persidangan Muchdi Purwoprandjono 

Penahanan Pollycarpus Budihari Priyanto yang ditetapkan bersalah. Namun Komisi Nasional HAM (Komnas HAM) menilai masih ada kejanggalan yang belum terungkap. Diduga, Pemerintah melalui Badan Intelijen Negara (BIN) yang merupakan otak dari penghilangan nyawa Munir secara paksa. 

Pada 2010, Komnas HAM dengan tegas membeberkan penemuannya terkait "cacat-cacat dari investigasi kepolisian, penuntutan, dan persidangan Muchdi Purwoprandjono".

Muchdi sendiri adalah mantan deputi kepala BIN yang bebas dari dakwaan membantu pembunuhan Munir pada 2008. Jika ditelusuri ke belakang, Muchdi pernah dicopot dari jabatannya di Kopassus atas dugaan terlibat penghilangan mahasiswa pada 1996 kasus yang disuarakan dengan sangat lantang oleh Munir semasa hidup.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya