Anggaran Kalender DPR Tuai Kecaman, Parlemen Dinilai Politis dan Primitif

Anggaran Kalender DPR Tuai Kecaman, Parlemen Dinilai Politis dan Primitif - GenPI.co
Demonstrasi di depan gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (29/8). Foto: Ferry Budi Saputra/GenPI.co

GenPI.co - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengaku tak kaget mendengar anggaran cetak kalender DPR senilai Rp 955 juta.

Hal tersebut dia ucapkan untuk menyoroti pernyataan Sekjen DPR RI Indra Iskandar yang mengatakan biaya tersebut digunakan guna mencetak kalender 2023.

Menurut Lucius, kehebohan anggaran proyek yang fantastis dengan urgensi yang minimalis bukan hal yang baru di DPR.

BACA JUGA:  Partai Perindo Optimistis Dapat Kursi di Parlemen Senayan

“Sampai sekarang, salah satu isu penting yang membuat DPR masih bisa dibicarakan publik ya justru karena proyek-proyek fantastis itu,” ujar Lucius kepada GenPI.co, Rabu (31/8).

Oleh sebab itu, menurutnya, Indra Iskandar juga tidak perlu terlihat kaget dengan suara publik yang lagi-lagi muncul menyambut rencana pencetakan kalender itu.

BACA JUGA:  Cetak Kalender Rp 955 Juta, Formappi: Sekjen DPR Primitif

“Apalagi menuduh pada pengeritik cuma untuk cari panggung,” tuturnya.

Lucius juga mengatakan kritikan yang diungkapkan Indra seolah-olah memperlihatkan wajah Sekjen yang lebih politis dibandingkan dengan politikus di DPR.

BACA JUGA:  Sari Yuliati, Anggota DPR yang Siap Mentori Sandy Walsh dan Jordi Amat

Sebab, menurut Lucius, bukan hanya anggaran kalender yang membuat publik terkejut, melainkan hadirnya cara berpikir atau mental tradisional di parlemen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya