Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: CCTV, Siapa Membunuh Putri (13)

Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: CCTV, Siapa Membunuh Putri (13) - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - Saya tidur di kantor lagi.  Sementara. Paling tidak sampai Ferdy dapat sewa rumah. Tapi saya tak memberinya batas waktu. Badai hidupnya jauh lebih besar.

Dia lebih memerlukan tempat berlindung, bersama anak, istri, dan janin yang dikandung istrinya, ketimbang saya. 

Lagi pula di kantor nyaman, ada AC, di rumah hanya ada kipas angin bekas yang kubeli di kawasan barang bekas Bongkeng Seken.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Kenapa Disekap, Siapa Membunuh Putri (12)

Sebuah kawasan abu-abu yang lain lagi di kota pulau ini. Perabot di rumah kontrakanku itu, yang tak banyak itu, semua kubeli di sini.

Ketika saya berbelanja di sana, banyak kutemui tentara di sana, duduk, mungkin berjaga, dengan senjata panjang, sambil berbincang akrab dengan para pedagang yang umumnya, kalau tidak semuanya, mereka dari Sulawesi itu. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Mantan Ketua DPRD Lumajang: Anang Famred

Kata Ustad Samsu, yang juga dari Sulawesi itu, kalau berbelanja di situ cobalah tawar dengan bahasa Bugis, maka barang yang sudah murah bisa jadi jauh lebih murah. Barang-barang untuk pesantren Alhidayah banyak yang dia beli di situ.

Malam itu Yon datang ke kantor. Ia tahu saya tidur di kantor. Ia ajak saya menonton Katon Bagaskara di It’s No Name Café. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Apsahani: Tentang Ayah, Siapa Membunuh Putri (11)

Di kota ini, kafé yang selalu ramai itu popular dengan singkatannya, Inn Café. Secara berkala mereka datangkan artis dari Jakarta. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya