Jejak Penuh Darah Kelompok MIT, Lakukan Teror Sadis Setiap Tahun

Jejak Penuh Darah Kelompok MIT, Lakukan Teror Sadis Setiap Tahun - GenPI.co
Ilustrasi. (Foto: Elements Envato)

GenPI.co - Sejak Santoso tertembus timah panas Satgas Tinombala, Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) memang terkesan meredup. Namun, akar masalah terorisme belum tuntas dibabat.

Sisa anggota yang yang ada terus bergerilya di hutan Sulawesi. Mereka dengan cepat melakukan regenerasi kepemimpinan. Pembunuhan sadis dan teror di Sigi bisa jadi hanya awal dari kebangkitan MIT era Ali Kalora.

BACA JUGA: Nggak Nyangka, Pendapatan Teroris Rp 2 Miliar Per Hari dari Sini

Dilansir dari berbagai sumber, Mujahidin Indonesia Timur diperkirakan terbentuk pada akhir 2012 atau awal 2013 silam.

Delapan tahun berselang, kelompok teroris yang didirikan Santoso alias Abu Wardah ini masih tetap eksis. Santoso sendiri merupakan pentolan dari Jamaah Anshorut Tauhid (JAT). 

MIT sempat mendukung Al-Qaeda. Namun Pada 2016, melalui rekaman video MIT berbaiat kepada Negara Islam Irak Suriah atau ISIS.

MIT menjadikan pegunungan di Poso sebagai markas besar mereka. Rekrutmen, pelatihan, hingga aksi teror selalu dimulai dari wilayah tersebut.

Polisi sendiri telah memburu aksi mereka sejak 2012 melalui Operasi Tinombala. Dua otak besar MIT berhasil ditumpas dalam operasi tersebut. Yakni Komandan Lapangan MIT Daeng Koro pada 2015 dan Pucuk Pimpinan MIT Santoso pada 2016.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya