GenPI.co 
Menurut Refly Harun, biasanya supaya tidak dibanned, harus pintar menyiasati hal itu, misalnya mengganti huruf dengan angka supaya tidak dibanned.
"Agar kita tidak dibanned dan tidak dilimitasi biasanya memakai angka menggantikan huruf, misalnya kata teror atau teroris, huruf e nya diganti angka tiga huruf o nya diganti dengan angka nol supaya tidak dibanned oleh medsos," ungkapnya.
Refly Harun blak-blakan bahwa fenomena tersebut bukanlah hal yang sehat bagi jagat media sosial.
Sebab, seharusnya menurut Refly Harun, media sosial bisa demokratis, semua aspirasi bisa di diskusikan yang penting tidak mengajak hal yang aneh.
"Mengajak hal aneh contohnya melakukan agitasi, provokasi teror dan lainnya. Akan tetapi, kalau hanya kata-kata atau pembahasan yang harus menyebut nama, kata menurut saya terlalu berlebihan kalau sampai memunculkan alergi yang luar biasa," jelas Refly Harun.
Dari kejadian ini, Refly Harun juga menyampaikan, bahwa dirinya khawatir beberapa nama kemudian mulai diincar akan dibaned.
"Jangan-jangan begitu kita memasukan kata Ustaz Abdul Somad atau UAS di limitasi," bebernya.
Sebelumnya, tim medsos UAS mengatakan jika akun fanspage Facebook tersebut sudah hilang sejak Selasa sore, 13 April 2021.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
.webp)
.webp)
