Dorong Banyuwangi Jadi Geopark UNESCO, Kemenpar Gelar FGD

Dorong Banyuwangi Jadi Geopark UNESCO, Kemenpar Gelar FGD - GenPI.co

BANYUWANGI - Setelah ditetapkan sebagai Geopark Nasional, Banyuwangi segera diusulkan menjadi Global Geopark Network (GGN) UNESCO pada 2020. Pemerintah pusat pun terus mematangkan persiapan Banyuwangi menjadi jaringan geopark dunia. Salah satunya dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) membahas pengusulan tersebut di Banyuwangi, Jumat (22/2).

FGD yang dibuka oleh Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata Kemenpar Indra Ni Tua. Sejumlah stakeholder pariwisata Banyuwangi juga turut menghadiri FGD tersebut. Ada Kepala BKSDA wilayah V Jawa Timur Sumpena, Administratur Perhutani Banyuwangi Selatan Nur Budi, perwakilan Taman Nasional Alas Purwo Wahyu M, serta Ketua Tim Geopark Banyuwangi Rani Razak beserta tim. Hadir juga jajaran SKPD terkait dan pemerhati lingkungan.

“Diskusi tim kecil ini membahas segala kelengkapan yang diperlukan untuk mengusulkan Banyuwangi menjadi GGN. Karena, target kami tahun depan sudah bisa submit ke UNESCO,” kata Indra.

Menurut Indra, persiapan Banyuwangi sudah on the track meskipun masih ada sejumlah hal yang perlu dibenahi. “Daerahnya punya keunikan dan kekhasan, aksesibilitas sudah terbangun, amenitas juga cukup memadahi. Saya bilang Banyuwangi ini sudah selangkah lebih maju,” ujarnya.

Peneliti Ahli Utama Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hanang Samodra mengatakan, ada empat hal yang menjadi prasyarat dasar agar lolos jaringan GGN. Yakni, warisan geologi yang berskala internasional, pengelolaan, visibilitas, dan jejaring.

"Banyuwangi sendiri memiliki kekayaan geologi yang luar biasa dan lengkap. Saya justru melihat warisan geologi di sini lebih banyak, dari sekedar yang diajukan. Kami masih terus membahas kemungkinan ada warisan geologi lain yang bisa dimasukkan dalam Geopark Banyuwangi," kata Hanang.

Saat ini, ada tiga situs geopark Banyuwangi yang diajukan, yakni Pulau Merah, Kawah Ijen, dan Taman Nasional Alas Purwo.

Ditambahkan Hanang, hal lain yang dibahas dalam diskusi ini adalah persiapan terkait sumber daya alam (geologi, biologi, dan budaya), bencana geologi, perubahan iklim, pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya