Untuk menjalankan bisnisnya tersebut, Zetria mempekerjakan 15 orang yang tinggal di sekitar rumahnya.
Dari jumlah itu sekitar 70 persennya didominasi oleh pekerja perempuan untuk kebutuhan pengemasan produk. Keputusan tersebut juga karena Zetria ingin memberdayakan perempuan yang ada di daerah sekitarnya, yang tidak memiliki pekerjaan.
“Saya ingin memberdayakan perempuan sekitar seperti janda-janda atau yang belum menikah, makanya pekerja saya didominasi kaum perempuan,” katanya.
BACA JUGA: Sempat Terbelit Utang, Sarjana Ganteng Ini Sukses Ternak Sapi
Para pekerja tersebut biasanya digaji harian, dengan nominal yang bervariasi. Semua tergantung dengan kemampuan pekerja dalam mengejar target membungkus kerupuk.
Di saat pandemi, Zetria mengungkapkan usahanya tidak terlalu terdampak. Karena produk yang dijualnya tetap banyak yang membutuhkan untuk dikonsumsi.
BACA JUGA: Lili Usaha Ayam Petelur, Bisnis Sampingan Omzet Rp 10 Juta/Bulan
Tantangan yang dihadapi dalam usaha kerupuk kulit ini lebih pada ketersediaan bahan baku kulit sapi.
Dia kerap mengalami kesulitan ketika bahan baku kulit sapi jarang di pasaran. Kalaupun ada, kualitasnya kurang sesuai harapan.
BACA JUGA: Kenny Buka Toko Somay Tante Teni di Mal, 2 Tahun Udah Balik Modal
Namun semuanya dihadapinya dengan gigih, dan hasilnya begitu menggembirakan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News