“Padahal banyak anak komunitas yang suka nongkrong sampai malam,” kata Singgih.
Meskipun termasuk baru, warung kopi milik Singgih memiliki pelanggan yang cukup banyak.
“Rata-rata penjualan 30 cup setiap harinya. Rata-rata pemain lama pun sama,” ucap Singgih.
BACA JUGA: Jatuh Bangun Jevandy Purba Membangun Bisnis Kopi
Dia mengaku memanfaatkan media sosial untuk memaksimalkan penjualan.
Selain itu, Singgih juga menggaet sejumlah komunitas di Lampung untuk mendatangkan pembeli.
BACA JUGA: Dihantam Pandemi, Bisnis Pakaian Bimo Bangkit Lagi
Meskipun demikian, Singgih masih merasa kesulitan saat menjalankan bisnis warung kopinya.
Salah satu kendala terbesar yang dihadapi Singgih ialah mencari sumber daya manusia (SDM).
BACA JUGA: Jedya Bisnis Kuliner Andalkan Resep Keluarga, Hasilnya Manis
“Jadi, mau tak mau saya garap sendiri. Satu barista harus saya awasi agar kopi yang dia buat konsisten rasanya,” kata Singgih. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News