Selama Libur Lebaran, Desa Torosiaje Ramai Dikunjungi Wisatawan

Selama Libur Lebaran, Desa Torosiaje Ramai Dikunjungi Wisatawan - GenPI.co
Wisatawan yang menaiki perahu siap keliling Desa Torosiaje yang berada di atas permukaan laut.

Prosesi Adat di Paguat saat Rayakan Idul Fitri 

Dengan menumpang perahu ojek laut dengan sewa Rp5 ribu per orang, wisatawan diantar hingga ke perkampungan. Saat meninggalkan daratan Sulawesi, kanan kiri dermaganya dipenuhi hutan mangrove yang menghijau subur.

Sepanjang pesisir desa-desa yang didiami Suku Bajau serumpun, mangrove masih terjaga, bahkan warga Bajau terus mempertahankan keberadaan hutan ini meskipun banyak tantangan dan godaan untuk membongkar dijadikan lahan tambak.

“Hutan mangrove dan kehidupan Suku Bajau tidak bisa dipisahkan,” kata Rena Pasandre, warga Desa Torosiaje Laut yang mengubah rumahnya sebagai homestay yang indah untuk wisatawan.

Sebagai suku bahari, warga Desa Torosiaje memang menggantungkan sepenuhnya kehidupan kepada laut. Sehari-hari mereka mencari ikan di sekitar perkampungan, juga memelihara bawal dengan jarring apung di halaman depan rumah.

“Kunjungan wisatawan ke desa kami akan semakin ramai hingga hari raya ketupat,” ujar Rena Pasandre.

Untuk melayani para pengunjung ini, warga dan Pemerintah Desa Torosiaje Laut berupaya mengupayakan fasilitas yang lebih baik, penyediaan perahu untuk keliling kampung, mengoptimalkan pelayanan dan keselamatan pengunjung.

Para wisatawan umumnya menikmati desa di tengah laut ini dengan keliling jalan-jalan kayu yang ditopang tiang di atas laut, menikmati kuliner yang serba laut. Juga ada yang menyewa perahu warga untuk kleiling desa dari atas permukaan laut, mengunjungi hutan mangrove yang masih perawan dan juga memancing di sekitar perkampungan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya