Merasakan Hangatnya Tinggal Bersama Keluarga Batak di Samosir

Merasakan Hangatnya Tinggal Bersama Keluarga Batak di Samosir - GenPI.co
Keluarga Bu Ratna sedang menenun (foto: Mia Kamila)

Merasakan Hangatnya Tinggal Bersama Keluarga Batak di Samosir
Suasana danau dan kerbau di belakang rumah (foto: Mia Kamila)

Sialnya, sampai tempat agen, mobil terakhir yang mengangkut penumpang ke Samosir sudah berangkat. Namun, si abang penjual tiket justru malah menyuruh saya duduk dan memberikan harapan positif. Dia justru membantu saya untuk memanggil si sopir Sampri untuk kembali ke Bandara Silangit guna menjemput saya.

Meskipun nada bicaranya tinggi dan agak sedikit kasar, saya tahu, bahwa dia punya niat baik kepada saya. Tak lama menunggu saya pun melihat kendaraan Sampri tersebut berhenti di depan saya.

“Hati-hati di perjalanan kakak, lain kali jangan terlambat ya!” Katanya sambil melambaikan tangan.

Kesan positif ini tak behenti sampai di situ. Sesampainya di Pangururang, Samosir, saya pun mendapatkan bantuan untuk mendapatkan penginapan. Sayangnya saya harus menolak bantuan tersebut, dan memilih memesan penginapan sendiri melalui situs pesan hotel online.

Inilah yang namanya traveling tanpa persiapan. Biasanya untuk urusan penginapan, saya pasti sudah pesan jauh-jauh hari. Tapi ini, saya justru baru memesannya setelah sampai di tempat tujuan. 

Melihat perlakuan baik dan sebuah pertolongan dari masyarakat, akhirnya menepis semua keresahan yang saya dapatkan dari pengalaman teman saya. 

Namun saya pun teringat cerita teman saya kembali. Bahwa para pendatang sering ditanya soal nama marga. Jika dia memiliki nama marga lebih tinggi dari si penanya, maka akan secara tidak langsung akan mendapatkan perlakuan istimewa. Jika tidak, bisa jadi dicuekin. Namun sejauh kaki saya melangkah, pertanyaan itu belum saya dapatkan di Pangururan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya