Danau Toba Bidik Milenial, Akan Ada Konsep Storytelling

Danau Toba Bidik Milenial, Akan Ada Konsep Storytelling - GenPI.co
Danau Toba bidik wisatawan milenial dengan metode Storytelling (Foto : Kemenpar)

“Berbagai peluang harus dioptimalkan. Destinasi Danau Toba luar biasa. Memiliki beragam storytelling yang bisa dikembangkan dan menarik perhatian pasar global. Meski demikian, perlu adanya strategi khusus. Storytelling disusun dengan mengedepankan beberapa elemen. Tidak sekedar menyampaikan informasi, tapi juga deskriptif dan bisa memengaruhi pasar,” jelas Inspire Robert Moningka. 

Mengalami pergeseran paradigma, kaum milenial dunia memiliki beberapa karakter. Mereka berperan di dalam keberlanjutan lingkungan. Rata-rata lebih dari 60% belanjar ketrampilan baru dari masyarakat setempat, menggali pengetahuan dari pengalaman, dan peningkatan kesadaran diri. Mereka menyukai hal terkait kontribusinya pada kehidupan sosial, pelestarian budaya, dan perekonomian. 

“Dengan Bimtek ini, stakeholder pariwisata di Simalungun mendapat pencerahan. Kami kini memiliki cara untuk menarik sebanyak mungkin wisatawan. Dengan menguasai storytelling, kami bisa memberi informasi yang bagus kepada wisatawan. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada Kemenpar atas supportya melalui Bimtek,” tegas Sekretaris Disparbud Simalungun Arson Napitupulu. 

Menjawab perubahan market, transformasi pengetahuan storytelling pun diberikan detail dan kompleks. Ada beberapa tahapan untuk membangkitkan storytelling sebuah destinasi menjadi menarik. Mengikat pola hubungan, storytelling memuat informasi. Harus ada value lebih dari informasi yang diberikannya. Lalu, langkah berikutnya menyusun deskripsi lebih dari sebuah destinasi. 

“Storytelling menjadi sesuatu yang penting bagi Danau Toba. Sebab, itu menjadi sarana ‘komunikasi’ awal untuk menarik perhatian pasar. Dengan beragamnya peserta Bimtek di sini, kami optimistis akan ada banyak storytelling dengan deskripsi menarik dari berbagai spot di area Danau Toba,” kata Kabid Pengembangan Wisata Sejarah dan Warisan Budaya Kemenpar Anna Sunarti. 

Untuk memunculkan deskripsi unik, harus didasarkan pada five sense. Para pelaku industri pariwisata Danau Toba harus merasakannya langsung menurut panca indera. Lebih penting konsep deskripsi yang disajikan harus obyektif. Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani mengungkapkan, storytelling menarik potensial menaikan arus kunjungan wisatawan. 

“Bimtek memberikan banyak pencerahan. Lebih menarik, ada diskusi antara narasumber dengan para audience. Jadi, peserta memiliki kesempatan guna mendapat penjelasan detail. Dan, Danau Toba setelah ini akan semakin kuat dalam melakukan penetrasi pasar. Posisi pasarnya sudah terpetakan, lalu strategi melalui penguatan storytelling diberikan. Arus wisatawannya pasti akan naik,” ungkap Giri. 

Setelah informasi dan deskripsi, interpretasi menjadi aspek penting selanjutnya dari sebuah storytelling. Dalam berinterpretasi harus dilakukan secara netral. Bila elemen ini terpenuhi, baru storytelling menarik bisa terwujud. Treatmennya dilakukan dengan bercerita, bersemangat, menggunakan verbal, hingga non verbal. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya