Kearifan lokal

Mengenal Tradisi Pacuan Kuda di Jeneponto

Mengenal Tradisi Pacuan Kuda di Jeneponto - GenPI.co
Pacuan kuda tradisional di Jeneponto, Sulsel. (Foto: Dok.

Kabupaten Jeneponto yang terletak di Sulawesi Selatan (Sulsel) dikenal sebagai kota kuda. Secara historis, warga Kabupaten Jeneponto telah akrab dengan kuda sejak jaman kerajaan Gowa. Kabupaten seluas 749,79 kilometer persegi itu dijuluki sebagai kota kuda, karena  sudah menjadi bagian keseharian masyarakatnya, melebur bersama kearifan lokalnya. Selain untuk keperluan pertanian dan alat transportasi, kuda juga dijadikan sebagai hewan peliharaan untuk diadu di arena pacuan kuda.

Masyarakat Jeneponto dikenal gemar melakukan atraksi memacu kuda. Sebagian besar masyarakatnya, tua ataupun muda, mahir dan terlatih untuk memacu hewan berkemampuan lari cepat tersebut.

Pacuan kuda sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Jeneponto. Ajang pacuan kuda rutin diselenggarakan setiap akhir pekan. Pesertanya adalah ratusan kuda dari dalam dan luar daerah Sulsel.

Selain pacuan kuda yang digelar atas inisiatif warga, pemerintah Jeneponto juga menyelenggarakan lomba pacuan kuda rutin setiap tahunnya. Uniknya, pacuan kuda di Jeneponto tidak hanya untuk menguji masing-masing kemampuan kuda untuk menuju kejuaraan pacuan kuda nasional.  Ajang ini juga menjadi ajang silaturahmi karena mempertemukan para joki dari berbagai daerah.

Salah satu daerah yang rutin mengadakan pacuan kuda adalah Desa Kalimporo. Pacuan kuda tradisional yang berada di desa ini terbilang unik. Itu karena jokinya bukan hanya orang dewasa tapi juga diikuti joki anak-anak atau joki cilik. Mereka menggunakan peralatan seadanya seperti helm standar untuk kendaraan bermotor dan tidak sedikit hanya menggunakan sandal.

Meski dengan kondisi seadanya, mereka tetap memacu kudanya dengan sangat terampil dan. Lintasan pacuan sederhana dengan panjang lintasan kurang lebih 600 meter yang dibangun oleh warga diterabas dengan semangat menggebu-gebu.

Warga Jeneponto juga sangat antusias untuk menyaksikan pacuan kuda yang rutin diadakan setiap akhir pekan. Pacuan kuda dimanfaatkan warga sebagai wahana rekreasi.

Saat pacuan, tak jarang terjadi kecelakaan. Dampaknya hingga patah tulang. Namun joki dan warga setempat menganggap hal itu biasa terjadi. Yang terpenting bagi mereka adalah bisa ikut berlaga dan menjadi pemenang dalam lomba pacuan kuda tradisional yang tiap tahunnya selalu dilaksanakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Jeneponto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya