Setiap bangunan ini terdiri dari 2 lantai, lantai pertama tanpa dinding hanya berhias pakadanga (ornamen kayu), sehingga siapapun yang berada di sini akan dibelai angin sepoi-sepoi dari tengah laut yang penuh uap air.
Di sisi atas, lantai dua dibiarkan kosong dengan alas kayu. Siapa pun yang kelelahan bisa menggunakannya untuk tidur atau sekadar beristirahat. Bagi mereka yang ingin bermalam di sini, mereka bisa menggunakan sebagai kamar tidur yang nyaman.
“Sering ngantuk jika sendirian, sangat enak berada di sini, melenakan,” ujar Supriyanto.
Sudah ribuan wisatawan yang menikmati wombohe walima ini. Mereka bahkan menjadikan sebagai spot yang instagramable. Kaum muda tak pernah melewatkannya jika berkunjung di desa ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News