Pesona Danau Limboto Di Tambatan Perahu Hutadaa

Pesona Danau Limboto Di Tambatan Perahu Hutadaa - GenPI.co
Para nelayan bertemu pedagang di depan dermaga Hutadaa.

Dermaga tambatan perahu ini telah dimakan usia, sebagian kayunya sudah lapuk dan tua. Namun tak berarti lokasi ini tidak dikunjungi orang untuk berwisata.Di sini, Desa Hutadaa Kecamatan Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, senja dapat dinikmati sepuas hati. 

Ada banyak alasan untuk datang ke Hutadaa.  Bentang alamnya, anginnya, masyarakatnya, dan tentu juga burung-burung airnya.

Baca juga: Pohuwato Gencarkan Promosi Penyelaman Pulau Lahe

Hutadaa adalah desa di pinggir Danau Limboto yang eksotik, di sini rendahan Gorontalo tersisa, Danau Limboto adalah saksi bisu yang tersisa dari danau besar yang membentang dari Kota Gorontalo hingga Paguyaman, Kabupaten Boalemo. 

Tiga kabupaten dilintasi oleh danau besar pada masanya, 1,6 juta tahun lalu.

"Kaum milenial sering ke sini, mereka foto-foto bersama temannya," kata Wowiling Habibullah, Kepala Desa Hutadaa, Selasa (11/3).

Dermaga Hutadaa adalah bangunan kayu yang berbentuk panggung di Danau Limboto, beda  pasang dan surut permukaan air sangat tinggi. 

Sekitar dermaga ini banyak semak dan enceng gondok, jika air naik, perahu nelayan bisa sandar dan ditambatkan di sini. Namun jika musim kering, perahu tradisional yang terbuat dari kayu terpaksa digeletakkan di batas air jauh dari dermaga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya