Meninjau Danau Maninjau

Meninjau Danau Maninjau - GenPI.co
Paragliding di atas Danau Maninjau (foto: laman wisatasumatera)

GenPI.co— Film Buya Hamka mulai digarap April ini dan tayang tahun depan, salah satu lokasi syutingnya adalah kawasan Maninjau, Sumatra Barat.

Di kawasan ini, ada rumah Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang akrab dipanggil Buya Hamka, seorang ulama besar dan sastrawan.

Rumah Buya Hamka yang kini menjadi Museum Buya Hamka Maninjau menghadap Danau Maninjau. 

Danau Maninjau terbentuk akibat letusan gunung api purba sekitar 52.000 tahun yang lalu. Abu letusan tersebar sampai 50 km ke arah timur dan 75 km ke tenggara. Setelah letusan, terciptalah kaldera dengan panjang 20 km dan lebar 8 km. Setelah puluhan ribu tahun, kaldera terisi air dan menjadi Danau Maninjau.

Danau purba tersebut kini dikelilingi pepohonan dan persawahan bertingkat-tingkat.  Diantara hijauan itu ada sejumlah rumah gadang dengan atapnya yang khas. Pemandangan itu sekilas nampak seperti kerbau yang menyeruak diantara rerumputan.

Salah satu tempat yang tepat untuk menikmati pemandangan Danau Maninjau adalah Puncak Lawang. Tempat ini berada di ketinggian 1.210 meter dari permukaan laut dan memberikan sajian pemandangan 360 derajat ke segala arah Danau Maninjau.

Puncak Lawang ditumbuhi pepohon pinus dan kerap dijadikan tempat meluncur paragliding. Disini terdapat rumah khas minang milik ulama besar Indonesia Buya Hamka. Rumah ini diperbaiki pada tahun 2000, dan pada 2001 diresmikan menjadi Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka.

Baca juga: Film Buya Hamka Didukung MUI

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya