Begini Rencana Pemerintah Terhadap SM Rimbang Baling Riau

29 April 2019 19:31

GenPI.co - Dialog ‘Tantangan Pengembangan Pariwisata Alam di Riau’ di Pekanbaru, Senin (29/4), juga membahas Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling (SM Rimbang Baling). Kawasan wisata itu berada di Kabupaten Kampar, Riau

Dalam diskusi tersebut Kepala BBKSDA Riau Suharyono menyampaikan rencana pembangunan jalan interpretasi di SM Rimbang Baling. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sudah menyetujui pembangunan jalan tersebut

Dijelaskannya, jalur interpretasi adalah berupa jalan selebar satu meter sepanjang 38 kilometer dari paving yang  menghubungkan 12 desa di kawasan itu. Jalur ini hanya boleh dilalui kendaraan roda dua.

“Sudah ada komitmen masyarakat untuk menjaga agar jalan itu tidak disalahgunakan, dan BBKSDA Riau sudah mengakomodasikan dengan membuat pelatihan pembentukan polisi adat yang mengadopsi “pecalang” di Bali,” paparnya.

Baca juga: Potensi Pariwisata 8 Hutan di Riau, Salah Satunya di Dumai 

Di setiap desa memiliki keunggulan wisata tersendiri. Ada tempat swafoto, rumah pohon dan lain sebagainya. Desa Aur Kuning misalnya, akan ada pusat konservasi rusa untuk menambah restoking pakan harimau Sumatra.

“Akan ada atraksi wisatawan ‘membeli rusa’ untuk dilepasliarkan ke hutan sebagai pakah harimau,” kata Suharyono.

Diungkapkan Suharyono, tahun ini proges pembangunan aksesbilitas kawasan itu sudah tahap survey. Sumber pembiayaannya berasal dari dana desa.   

Turut hadir pada diskusi ini, Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Kementerian Pariwisata, Lokot Ahmad Enda. Menurutnya untuk mengembangkan SM Rimbang Baling perlu komitmen bersama antar stakeholder terkait.

“Sustainable tourism adalah sebuah konsep pariwisata yang menguntungkan dari berbagai sisi, antara lain ekonomi, lingkungan dan sosial,” katanya.

Mananggapi hal ini Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Fahmizal Usman, menyampaikan keberatannya. Menurut Fahmizal, pembangunan jalan di SM Rimbang Baling dikhawatirkan akan disalahgunakan jadi jalur pembalakan hutan .

"Saya melihatnya dari sektor pariwisata. Konsep pembangunan jalan untuk pengembangan pariwisata di Bukit Rimbang Baling perlu dipertimbangkan dengan serius, karena aksi pembalakan liar selama ini masih ada di sana. Pembalak liar selama ini mengalirkan kayu tebangan melalui Sungai Subayang yang merupakan satu-satunya akses transportasi di sana." katanya.

“Apalagi warga di sana sudah menyatakan banyaknya uang beredar dalam pembalakan liar dan ada unsur gratifikasi,” ia menandas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co