GenPI.co - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengeluarkan analisis yang bikin dag-dig-dug. KRI Nanggala 402 diprediksit erseret arus ke perairan dalam.
KRI Nanggala 402 diprediksi kemungkinan terbawa arus laut ke arah timur. Dengan demikian, kapal selam itu menuju peraira yang lebih dalam lagi.
BACA JUGA: Weton Paling Sempurna! Nasib Baik, Hoki dan Rezeki, Semua Diambil
Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT, Djoko Nugroho menuturkan, hasil pemodelan itu menyertakan berbagai aspek.
Semua dianalisis, termasuk faktor jika kapal selam mengalami mati mesin. Kapal selam pun dikondisikan tidak ada tenaga.
Itu artinya, KRI Nanggala diasumsikan seperti terombang-ambing mengikuti arus. Dan setelah semua dihitung BPPT, kemungkinan terbesarnya terseret arus ke timur.
Itu adalah perairan yang lebih dalam. Dalam penyelaman, laut dalam akan membuat tekanan air ke KRI Nanggala semakin tinggi.
Hal ini bisa memicu masuknya air laut ke dalam kapal dan membuat KRI Nanggala semakin berat. BIla ini yang terjadi, KRI Nanggala semakin bisa turun ke dasar laut hingga makin menyulitkan.
“Misalnya tadi bahwa masih punya potensi kapal ini meluncur secara lateral terus semakin ke dalam kalau ke arah timur atau tenggara masuk ke dalam cekungan Bali yang lebih dalam,” jelasnya.
Sejatinya KRI Nanggala masih memiliki daya jelajah untuk kedalaman 250-500 meter. Tapi itu juga tidak terlalu lama.
BACA JUGA: Zodiak Paling Santuy, tapi Rezekinya Selalu Ada
“Tekanan air sudah bisa memengaruhi kondisi dari badan kapal selam itu sendiri,” terang dia.
Lain halnya bila terserete air ke utara atau pun barat. Bila arah itu yang dituju KRI Nanggala, maka kapal selam akan terseret ke perairan dangkal.
Di perairan ini tekanannya diprediksi tidak sebesar bila kapal selam terseret ke timur. "Pencariannya tetap sulit. Dari informasi yang saya baca, kapal selam memang didesain agar tidak mudah dideteksi musuh," ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News