Analisis Terbaru, KRI Nanggala Diseret Kekuatan Bawah Laut

30 April 2021 16:50

GenPI.co - Tenggelamnya KRi Nanggala-402 memunculkan analisis terbaru. Ada kecurigaan, kapal selam KRI Nanggala-402 diseret kekuatan bawah laut.

Kekuatan itu tak terlihat. Dan tarikannya disebut mampu menenggelamkan kapal selam hingga ke kedalaman 838 meter di perairan Bali.

BACA JUGA: Besok Pengaruh Planet Bawa Hoki ke 3 Shio Ajaib

Imbasnya, tragedi pada Rabu dini hari pekan lalu itu menyebabkan 53 tentara Angkatan Laut Indonesia yang jadi awak kapal tersebut gugur.

Apakah ada unsur mistis di sini? Atau ada penjelasan ilmiah yang bisa menguak tabir rahasia ini.

Coba kita baca ulasannya satu per satu. Kecurigaan mengarah ke kekuatan bawah laut bernama gelombang soliter.

Gelombang soliter adalah gelombang bawah air yang terjadi ketika dua kedalaman laut yang berbeda bertemu sehingga menghasilkan tarikan dan dorongan yang kuat dan berbahaya.

Keyakinan bahwa gelombang soliter sebagai penyebab tenggelamnya KRI Nanggala-402 itu disampaikan Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena KSAL) Laksamana Muda TNI Muhammad Ali.

Pejabat TNI AL itu mengatakan gelombang internal yang intens tercatat di lepas pantai Bali pada Rabu pagi pekan lalu.

Waktunya berbarengan dengan periode saat kapal selam itu dilaporkan hilang kontak..

"Kecurigaan kami jatuh pada kondisi alam. Karena gelombang soliter internal terjadi pada saat itu di utara Bali," kata Muhammad Ali, yang dilansir media asing; Mail Online.

Citra satelit NASA dari tahun 2016 menunjukkan riak gelombang internal non-linier melintasi Laut Bali—gelombang tersebut hampir tidak berdampak pada permukaan di atas tetapi menyebabkan perubahan besar air di bawahnya.

Pihak NASA mengatakan gelombang soliter cenderung bergabung setiap 14 hari untuk menciptakan aliran pasang surut yang sangat kuat.

Seorang pejabat pertahanan Indonesia mengatakan gambar dari satelit Jepang mengonfirmasi gelombang besar bawah air hadir di area tersebut.

BACA JUGA: Senangnya, Rezeki 3 Shio Mengalir Deras Sampai Juni

Utamanya pada saat KRI Nanggala-402 tenggelam. Itu disebut menggerakkan sejumlah besar air yang tidak dapat diatasi oleh kapal.

"Itu bergerak dari bawah ke utara, dan ada parit di antara dua gunung," kata Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Laksamana Muda Iwan Isnurwanto. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co