GenPI.co - Setiap 22 Juni, DKI Jakarta merayakan kelahirannya, tanun ini Jakarta akan berusia 494 tahun.
Melihat kondisi tersebut, Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga mengkritik pembangunan daerah yang kurang tertata.
"Kemajuannya tampak pesat, tetapi Jakarta terkesan hanya seperti kampung yang luas, bukan selayaknya perkotaan modern," ujar Jamiluddin kepada GenPI.co, Senin (21/6/2021).
Selain itu, akademisi dari Universitas Esa Unggul menilai slogan Jakarta Maju Kotanya Bahagia Warganya tidak tercermin saat ini.
"Warga DKI makin lama terlihat individualistis. Bahkan, empati terhadap sesama warga tampak sangat rendah," jelasnya.
Jamiluddin menyarankan pemerintah untuk Jakarta mengambil kebijakan pembangunan yang lebih berorientasi terhadap lingkungan.
"Tujuannya agar kota Jakarta menyatu dengan lingkungan," jelas dia.
Menurutnya, hal itu juga akan dapat meminimalkan emisi di Jakarta. Bahkan, harmoni dengan lingkungan dapat menjadi salah satu solusi mengatasi banjir.
Selain itu, perlu diambil kebijakan komunikasi untuk menghilangkan sekat-sekat warga Jakarta, baik dilihat dari status sosial ekonomi dan etnis.
"Kebijakan komunikasinya diarahkan untuk membuka ruang komunikasi horizontal dan bottom up agar sekat-sekat perbedaan status sosial ekonomi diminimalkan," tegasnya.
Melalui komunikasi itu, diharapkan sikap individualistis dapat dikikis. Selanjutnya, interaksi antar warga akan didasari empati sehingga komunikasi menjadi lebih hangat.
"Komunikasi semacam ini berpeluang mewujudkan maju kotanya bahagia warganya," tutur Jamiluddin.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News