GenPI.co - Nelayan tradisional di Kelurahan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali menceritakan kisahnya menolong korban dari tenggelamnya kapal KMP Yunicee di Selat Bali.
Nelayan itu berhasil mengevakuasi empat korban, salah satu di angtaranya yakni Aurel seorang bocah yang kakak, adik, ayah, dan kakeknya hingga kini belum ditemukan.
Salah seorang nelayan yakni Misdianto mengatakan saat dirinya berada di rumah mendadakan mendengar ramai orang teriak minta tolong.
“Saya keluar rumah, sesaat sempat melihat KMP Yunicee terbalik dan tenggelam,” katanya, Jumat (2/7) sore.
Tanpa berpikir panjang, pria yang akrab disapa Petruk ini langsung mendorong sampannya ke laut untuk mencari sumber suara minta tolong itu.
Ia bersama dua tetangganya yakni Waji dan Putu langsung menuju lokasi tenggelamnya KMP Yunicee di tengah arus laut yang kuat dan gelombang besar.
“Sampai di lokasi, gelap. Situasinya benar-benar mencekam, kami juga merasakan kepanikan,” ucapnya.
Setelah melakukan penyisiran sekitar 1 kilometer dari lokasi, ia menemukan tiga orang mengenakan jaket pelampung. Ketiganya kemudian ditarik ke atas sampan.
Salah satu dari tiga orang itu merupakan Aurel, bocah asal KecamatanNegara yang ayah, kaka, adik dan kakeknya hingga saat ini belum ditemukan.
Petruk, Waji, dan Putu kemudian melanjutkan pencarian dan menemukan satu orang lagi, yang mengaku seorang penjual kacamata di dalam kapal.
Sekitar satu jam melakukan pencarian, Petruk memutuskan ke pinggir karena Aurel mengatakan dirinya kedinginan.
Petruk, pria yang tinggal di lingkungan Samiana, Kelurahan Gilimanuk ini masih inga tapa yang dikatakan Aurel saat diselamatkan.
“Ia minta saya cari ayah, kakak, adik kakeknya. Itu kata-kata yang tidak bisa hilang dari pikiran saya sampai sekarang,” ujarnya sambil terisak. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News