GenPI.co - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengerahkan prajuritnya untuk membantu pemerintah meningkatkan rasio tracing (pelacakan) sehingga penyebaran Covid-19 dapat cepat terkendali.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 63.000 prajurit dikerahkan untuk melakukan hal tersebut.
Ada dua cara yang akan ditempuh TNI dalam melacak mereka yang kontak erat dengan pasien Covid-19, yaitu cara manual dan digital.
Pelacakan secara digital akan menjadi langkah pertama yang dilakukan para tracer dari TNI.
Para prajurit yang bertugas sebagai tracer nantinya akan menerima pemberitahuan/notifikasi dari Dinas Kesehatan di masing-masing wilayah.
Kemudian, petugas akan menghubungi dan mewawancarai warga lewat aplikasi pengirim pesan Whatsapp atau telepon.
Jika cara digital itu tidak dapat dilakukan, maka para tracer akan langsung mendatangi rumah-rumah warga yang dicurigai melakukan kontak erat pasien Covid-19 dan melakukan wawancara.
Setelah wawancara, para anggota tracer akan melapor ke Puskesmas di tingkat desa.
Laporan itu diteruskan ke Dinas Kesehatan di tiap kabupaten/kota dan provinsi, kemudian ke tingkat pusat agar dapat masuk ke laporan nasional.
Panglima TNI menyampaikan bahwa anggotanya telah mendapatkan pelatihan secara virtual.
Dalam pelatihan itu para anggota TNI mempelajari cara kerja aplikasi Silacak yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan RI.
Panglima menyampaikan pengerahan total puluhan ribu tenaga tracing itu merupakan bagian dari penerapan konsep perang semesta melawan pandemi Covid-19.
“Saya yakin dengan konsep semesta ini, keinginan kita semua menekan kasus aktif bisa terealisasi sampai ke angka paling rendah,” ujar Panglima TNI saat jumpa pers di Jakarta, Senin (26/7).
Lebih lanjut, Panglima kembali mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Walaupun kita sudah divaksin baik yang pertama maupun kedua, saya harap masyarakat terus semangat menggunakan masker,” pungkas Panglima. (Antara/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News