Ritual Bakar Tongkang kadung jadi bagian tak terpisahkan dengan Bagansiapi-api, Riau. Gelaran budaya ini selalu sukses menghasilkan crowd yang besar. Imbasnya, perekonomian ibukota Kabupaten Rokan Hilir, Riau, ini ikut terdongkrak naik.
Hari Sabtu (30/6), puncak festival dengan nuansa Tionghoa yang kental itu kembali akan dihelat. Menteri Pariwisata optimis gelaran akan kembali mendatangkan puluhan ribu wisatawan.
"Bakar Tongkang sangat fenomenal. Sangat unik. Dengan beragam atraksi yang ditampilkan. Selain itu kehadirannya juga mampu meningkatkan perekonomian Kota Bagansiapiapi. Karena event tersebut selalu menyedot ribuan wisatawan untuk datang. Sangat luar biasa," kata Menpar Arief Yahya, Jumat (29/6).
Jelang Ritual Bakar Tongkang, denyut Kota Bagansiapi-api semakin kuat. Klenteng Ing Hok King yang menjadi klenteng sentral, terlihat semarak dibandingkan biasanya. Pengunjung terus mengalir menyambangi klenteng untuk berdoa sambil membawa hio. Tenda besar terpasang. Umbul-umbul dan lapak penjual perlengkapan berdoa berjejer rapi di kiri-kanan klenteng.
Beberapa penarik becak motor (bentor) menunggu penumpang di depan klenteng. Salah seorang di antaranya Ahsan. Penarik bentor ini mengaku sudah mendapatkan jasa tumpangan sebanyak tiga kali sejak pagi. “Sudah dapat tiga,” katanya semringah.
Ahsan menambahkan, tidak sulit mencari penumpang. Cukup duduk saja di becak nanti penumpang ada yang datang minta diantarkan. Tidak begini jika hari biasa," imbuh Ihsan yang mengaku meraup hasil berkali-kali lipat saban Festival Bakar Tongkang ini.
Jasa penyewaan motor ikut kebagian rezeki. Menurut penuturan salah seorang warga Bagansiapiapi, Indra setiap satu motor yang disewakan paling tidak Rp200 ribu dengan durasi sewa selama satu hari.
Lahan lain yang kecipratan berkah dari event Bakar Tongkang adalah bisnis perhotelan atau penginapan. Semua kamar penuh, terisi untuk durasi maksimal satu pekan saat Bakar Tongkang.
Salah satunya adalah Hotel Kesuma. Menurut Tiara resepsiones hotel itu, setiap tahun, terang Tiara, kamar yang tersedia dipastikan penuh. Pemesanan dilakukan minimal tiga bulan sebelumnya. Bahkan itu pun tak jarang ada yang terpaksa ditolak karena sudah penuh. Pihak hotel umumnya memberlakukan sistem paket atas setiap kamar yang di-booking. Paket dengan durasi minimal lima hari, sehingga satu nama pemesan membayar langsung untuk harga kamar sebanyak lima kali lipat.
"Pemesan berdatangan dari luar daerah yang umumnya merupakan warga Tionghoa seperti Jakarta, Pekanbaru, Bali dan lain-lain. Bahkan dari luar negeri," ungkapnya.
Hotel Rasa Sayang relatif sama. Hotel yang berada di lingkungan jalan Manggis, Bagansiapiapi ini full booking. Seluruh kamar dinyatakan terisi H-3. “Semuanya penuh, dengan sistem paket lima hari. Terhitung sejak tanggal 26 Juni kemarin,” ujar Elma, pegawai hotel.
Dari 20-an hotel dan penginapan di Bagansiapiapi, semuanya sudah penuh jelang Ritual Bakar Tongkang. Kondisi sama juga terjadi di bidang lain seperti tempat makanan, warung kopi, pusat jajanan. Semuanya kebagian.
Ketua Pelaksana Top 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti juga mengamini hal tersebut. Menurutnya Bakar Tongkang telah bertransformasi menjadi sebuah suguhan yang dapat menarik wisatawan untuk datang. Hal ini tentu berimbas langsung pada sektor perekonomian Kota Bagansiapiapi.
"Disinilah fungsi pariwisata. Pariwisata terbukti menjadi cara cepat mendongkrak perekonomian. Tahun lalu 52 ribu wisatawan yang datang ke Bakar Tongkang. Bayangkan berapa besar perputaran uang yang ada di Bagansiapiapi selama Bakar Tongkang berlangsung. Semoga besok puncak Bakar Tongkang berjalan sukses," ungkap Esty yang juga Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar itu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News