GenPI.co— Mantan Ibu Negara, Ani Yudhoyono wafat di Singapura, Sabtu (1/6).
Berdasarkan keterangan dokter kepresidenan Mayor Jenderal TNI Terawan Agus Putranto, sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Kritiani Herawati Atau Bu Ani tidak sadarkan diri.
“Dalam kondisi tidak sadar, karena ia sebelumnya memang ditidurkan. Tim dokter terpaksa memberikan obat tidur kepada Ibu Ani, karena sempat mengalami gagal napas, sehingga tim dokter perlu memasang alat bantu pernapasan atau respirator,” kata Terawan.
Baca juga:
SBY Minta Mencium Bu Ani Terakhir Kali Sebelum Dikebumikan
Jenasah Ani Yudhoyono Dikebumikan di TMP Kalibata pada 2 Juni
Tim medis sejak kemarin (31/5) memakaikan respirator pada Bu Ani.
“Sudah berlangsung usaha untuk men-support beliau. Upaya maksimal tidak membawa hasil karena kehendak Yang Maha Kuasa untuk Ibu,” kata Terawan.
Dia menjelaskan, penurunan kondisi yang terjadi pada Kamis memang karena perjalanan penyakit kanker darah Ibu Ani.
“Kemarin memang kondisinya membaik. Tapi tiba-tiba ia mengalami kemunduran dan itu bukan dari apa-apa, memang dari perjalanan penyakitnya sendiri,” ujar Terawan.
Ani Yudhoyono, merupakan istri dari Presiden keenam Indonesia, Soesilo Bambang Yudhoyono. Bu Ani meninggal dunia pada Sabtu, 1 Juni 2019 pukul 11.10 WIB di Singapura, setelah menjalani perawatan intensif di National University Hospital (NUH), Singapura, karena mengidap penyakit kanker darah.
Bu Ani lahir di Di RS Bethesda Yogyakarta pada 6 Juli 1952, merupakan putri ketiga dari tujuh bersaudara pasangan putri Letnan Jenderal (Purn) Sarwo Edhie Wibowo dan Sunarti Sri Hadiyah.
Ayah dari Ani Yudhoyono merupakan seorang panglima RPKAD atau saat ini disebut Kopassus. Sarwo Edhie memiliki peran besar dalam menumpas pemberontakan G30S pada 30 September 1965.
Tonton juga video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News