GenPI.co - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerima dengan hangat enam mahasiswa di rumah dinasnya pada Kamis (29/7) malam. Ganjar menyambut para mahasiswa tersebut karena keterlibatan mereka dalam membantu menangani pandemi covid-19.
Merespons hal itu, Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga mengimbau kepada masyarakat agar jangan menyalahartikan kehadiran mereka.
"Jadi, kalau ada mahasiswa menyambangi Ganjar jangan diartikan mereka sudah terkontaminasi dan terkooptasi," ujar Jamiluddin kepada GenPI.co, Jumat (30/7).
Selain itu, dirinya menegaskan jangan diartikan mahasiswa tersebut telah mendukung Ganjar pada kontestasi Pilpres 2024.
"Mahasiswa seharusnya tetap menjaga independensinya agar tetap kritis dan objektif dalam menilai kinerja pemerintah, khususnya Ganjar," jelasnya.
Hanya dengan begitu, masyarakat akan tetap menilai mahasiswa punya integritas yang layak dihormati dan didukung setiap pergerakannya.
"Jadi, sambutan hangat Ganjar atas kedatangan mahasiswa hendaknya juga jangan dimaknai sebagai gaya kepemimpinannya yang merakyat," tuturnya.
Sebab, pemaknaan seperti itu sangat bias, yang kerap mengecoh masyarakat.
Menurutnya, kepemimpinan merakyat itu hendaknya jangan dilihat dari seberapa banyak pemimpin itu bersama rakyat.
"Jadi, janganlah menilai kepemimpinan merakyat seseorang hanya dari aksesori yang dikenakannya. Penilaian semacam itu harus sudah diubah kepada kebijakan yang diambilnya," ucap Jamiluddin.
Akademisi dari Universitas Esa Unggul itu menyampaikan agar Ganjar perlu membuktikan selama ini berapa banyak kebijakannya yang pro rakyat dan tidak.
"Dari sinilah masyarakat dapat menilai gaya kepemimpinan Ganjar yang sesungguhnya," pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News