GenPI.co - Orang asli Papua atau penduduk asli antusiasme untuk mengikuti vaksin masih rendah dibandingkan warga perantau atau non Papua.
Kepala Puskesmas Hom-Hom, Kabupaten Jayawijaya Asalaus Alua mengatakan informasi bohong mengakibatkan jumlah orang Papua yang mengikuti vaksinasi sangat terbatas.
“Saya tidak mengerti kenapa orang Papua tidak datang untuk vaksinasi,” katanya di Jayawijaya, Kamis (12/8).
Asalaus mengungkapkan selama ini dalam melayani vaksinasi Covid-19 lebih banyak kepada warga pendatang.
Menurut dia, ada dua kasus yang bisa menjadi contoh bagi masyarakat Papua untuk tidak menolak atau takut menerima vaksinasi.
Asalaus menyebut contoh pertama yakni kasus HIV/AIDS. Awal munculnya AIDS di Papua, sebagian penduduk asli tidak percaya.
Namun saat ini orang Papua sadar bahwa AIDS ada dan sudah membunuh banyak orang.
"Dulu kan dibilang bahwa AIDS itu tipu-tipu, sekarang karena AIDS kita sampai banyak yang mati," ujarnya.
Contoh kedua adalah terkait pembuatan KTP elektronik yang awalnya diisukan berkaitan dengan religi atau agama dan meresahkan sehingga sebagian masyarakat enggan membuat KTP elektronik.
"Sebenarnya dua kasus ini pelajaran bagi kami. Sekarang isu tersebar akhirnya orang Papua sendiri tidak datang untuk vaksin," ucapnya.
Ia mengajak warga Papua yang masih takut vaksin untuk segera datang.
"Kalau tidak datang begini (tidak mau vaksin), seandainya vaksinasi gratis yang dilakukan sekarang ini tidak ada lagi, nanti warga mau ambil dana dari mana untuk biaya vaksin," ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News