GenPI.co - Pengamat Kepolisian Sahat Dio mengusulkan Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk melakukan pembenahan. Utamanya di sektor yang membidangi komunikasi publik atau kehumasan.
Sebagaimana diketahui, wajah Polri sempat tercoreng. Itu dipicu mantan Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko yang terkena prank sumbangan Rp2 triliun.
Sumbangan itu diberikan putri seorang pengusaha bernama Akidi Tio, Heryanty, untuk mengatasi covid-19.
Alhasil, Irjen Pol Eko dimutasi dan mendapatkan jabatan baru menjadi Koorsahli Kapolri.
Sahat menjelaskan, tercoreng citra Polri dianggap begitu krusial, mengingat dari sinilah citra lembaga salah satunya terbentuk.
"Baik-buruk Polri ini dinilai dari sini. Dari apa yang disampaikan dan dilakukan Kadiv Humas, Kabid Humas hingga di tingkat terbawah," katanya dalam keterangan GenPI.co peroleh, Kamis (26/8).
Dia berharap agar Kapolri menempatkan orang-orang terbaik guna membidangi tanggung jawab ini.
"Mereka ini kan notabene sehari-hari berhubungan langsung dengan para wartawan sebagai penghubung informasi ke publik. Karena itu harapan saya, pilihlah individu-individu yang bukan hanya memahami tupoksi, tapi juga yang bisa benar-benar berhubungan secara profesional dan emosional dengan awak media," jelasnya.
Baginya, bukan hanya sosok yang komunikatif yang memiliki kemampuan retorika yang baik, tapi juga bisa mengikat para jurnalis dengan hubungan emosional.
"Jika citra Polri di kemudian hari tak bisa dijaga secara profesional oleh para humas, di saat ada insiden tertentu yang merusak nama baik institusi, setidaknya pada akhirnya hubungan emosional tadi bisa menyelamatkan," katanya
Sementara itu, Plt Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh mengatakan, kinerja Humas sebenarnya cukup profesional.
"Humas Polri sudah cukup kuat, problem kapolda sumsel adalah masalah profesional dan ketidak cermatan pimpinan (kapolda)," ucapnya kepada GenPI.co, Kamis (26/8). (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News