Makna Tradisi Lebaran Ketupat bagi Orang Jawa

12 Juni 2019 15:53

GenPI.co— Hari ketujuh setelah Idul Fitri, orang Jawa menggelar Lebaran Ketupat, tepatnya pada hari ini, Rabu (12/6).

Ketupat adalah nama makanan yang terbuat dari beras. Ketupat saat H+7 Lebaran, disajikan bersama sayuran tahu ditambah dengan opor.

Sebagai makanan pendamping, warga juga biasanya menyajikan lepet, makanan yang terbuat dari beras ketan. 

Baca juga:

Uniknya Nelayan Olalo Gorontalo Peringati Lebaran Ketupat

Menu Lebaran, Ini Makna Di Balik Kata Ketupat

Bagi warga Kabupaten Blora, Jawa Tengah, ketupat adalah hidangan peseduluran atau persaudaraan. Sebentuk perjamuan sederhana, yang menandakan sikap saling memaafkan.

Sebelum disantap, biasanya setiap keluarga di Blora membawa ketupatnya ke rumah kepala dusun. Setelah ketupat terkumpul, kemudian didoakan dan disantap bersama.

Para warga kemudian saling memaafkan. Sisa ketupat dibawa pulang.

Sehari sebelumnya, pasar tradisional kebanjiran penjual janur maupun longsongan ketupat siap isi salah satunya di Pasar Sido Makmur Blora.

Selain para pedagang dadakan, para pedagang yang kesehariannya menjual sembako di pasar, juga tak mau ketinggalan untuk mengambil keuntungan dari momen kupatan. Mereka juga ikut berjualan janur maupun daun fotolontar untuk bungkus ketupat.

Pedagang janur dari Kelurahan Plotot, Blora Suharti menjual satu ikat janur dengan isi 50 helai dengan harga Rp12.500. Sedangkan daun lontar yang juga biasa digunakan untuk membuat ketupat dijual dengan harga Rp15.000 setiap ikatnya, dengan isi 30 lembar saja.

Untuk 10 longsongan ketupat siap isi yang berbahan janur dijual dengan harga Rp7.000, sedangkan yang berbahan lontar Rp11.000 sampai Rp15.000.


Tonton juga video ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co