Warna-warni Balon Udara di Langit Pekalongan

12 Juni 2019 16:23

GenPI.co - Sebanyak 105 balon udara diterbangkan di Stadion Hoegeng Pakalongan dalam Java Balon Festival, Rabu (12/6). Yang menarik selain menampilkan ciri khas Pekalongan dengan batiknya, balon udara yang diterbangkan hadir dengan berbagai model bahkan ada peserta yang sengaja membuat model bus. 

"Ini ada destinasi wisata baru di kota Pekalongan. Karena semua balon udara menarik, kreasinya bagus-bagus dengan ciri khas Pekalongan," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat membuka Java Balon Festival. 

Menurut Ganjar terpukau pada Festival Balon Udara adalah semangat dari warga. Keguyuban mereka, menurut Ganjar bukan hanya nampak ketika membuat, namun juga ketika hadir untuk menerbangkan balon. Karena semua peserta mengenakan kostum-kostum yang unik, bahkan didukung pula dengan supporter yang tidak kalah menarik. 

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (dok)

BACA JUGA: Membahayakan Penerbangan Pesawat, Polisi Amankan 59 Balon Udara

"Ini bisa dijadikan contoh bagi daerah lain yang punya tradisi syawalan serupa. Di Wonosobo juga ada tradisi seperti ini. Nah jika semua tempat melakukan tradisi dengan kreasi seperti ini akan mampu memajukan wilayahnya," katanya. 

Acara tersebut merupakan hasil rembukan antara Ganjar dengan Menteri Perhubungan. Ada dua sisi dilematis ketika menjelang perayaan syawalan, khususnya di Kota Pekalongan dan di Wonosobo. Karena di dua daerah tersebut punya tradisi menerbangkan balon, bahkan ada balon terbang yang sengaja diberi petasan untuk menarik perhatian. 

"Di satu sisi penerbangan balon itu ssbagai tradisi, namun di sisi lain balon yang terbang itu membahayakan penerbangan. Bahkan petasan yang ditaruh itu juga membahayakan. Karena pernah ada kejadian petasannya menggunakan gas tabung, membahayakan yang di bawah bahkan pernah menimbulkan kebakaran," katanya. 

Karena ada sisi yang membahayakan penerbangan, AirNav segera mengambil langkah cepat. Namun tidak serta merta menghapus tradisi tersebut. Dirut AirNav, Novie Riyanto Rahardjo mengatakan kompromi yang dilakukan akhirnya balon tetap diterbangkan namun tidak diliarkan, tetap ditambat di tanah. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 Tahun 2018 tantang penggunaan balon udara pada kegiatan budaya masyarakat.

"Oleh karena, kami memfasilitasi masyarakat Pekalongan dengan menggelar Festival Balon tambat (tali). Tradisi tetap berjalan namun penerbangan tetap aman," katanya. 

Pada tahun awal dilaksanakan festival tersebut pada tahun lalu, gaung balon tambat memang belum moncer dan menarik minat masyarakat. Untuk itu AirNav memutuskan untuk memberi stimulan. Jajaran pemerintah dilibatkan, hadiah disiapkan dan masyarakat dikumpulkan. 

"Pada festival balon udara akan menyediakan hadiah Rp70 juta, paket umrah, tiket pesawat, dan beragam doorprize," katanya. 


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co