Smile Train Kampanyekan Stop Bullying Terhadap Bibir Sumbing

10 September 2021 23:55

GenPI.co - Smile Train mengajak masyarakat untuk mendukung penghentian perundungan yang kerap terjadi pada seseorang dengan bibir sumbing dengan meluncurkan kampanye Stop Bullying Bibir Sumbing!

Sebab, tidak jarang mereka menjadi korban bullying dan mengalami penolakan dari lingkungan terdekat. Hal ini tentunya akan berdampak buruk terhadap rasa percaya diri anak.

“Misalnya, merasa tidak seberuntung anak-anak lain; merasa diperlakukan tidak adil; hingga mengalami penolakan dari lingkungan sekitar berupa intimidasi, ejekan bahkan pengucilan,” kata Hanlie Muliani, M.Psi, Psikolog Klinis, dalam Webinar Smile Train Stop Bullying Bibir Sumbing, Jumat (10/9).

BACA JUGA:  World Smile Day, Tompi Beri Semangat untuk Anak Bibir Sumbing

Menurutnya, tak jarang kondisi tersebut justru terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat akan apa itu bibir sumbing dan bagaimana harus menyikapinya.

Jika dibiarkan terus menerus, anak dapat merasa minder, putus asa, dan kecewa dengan kehidupannya.

BACA JUGA:  300 Pasien Bibir Sumbing Dapat Operasi Gratis dari Smile Train

Oleh karena itu, tindakan operasi juga perlu disertai dengan penanganan komprehensif yang meliputi pendampingan psikologis, baik kepada pasien maupun keluarganya.

Sementara itu, Deasy Larasati, Country Manager Smile Train Indonesia mengatakan, video Stop Bullying Bibir Sumbing! dari Smile Train Indonesia, bermaksud untuk menggugah dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mental anak yang mengalami bibir sumbing dan/atau celah langit.

“Kisah para pasien yang kerap mendapat perundungan atau pengucilan di lingkungannya selalu membuat kami tersentuh,” kata Deasy.

Melalui kampanye ini, pihaknya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menghentikan segala bentuk bullying kepada mereka yang memiliki kondisi bibir sumbing dan/atau celah langit-langit mulut.

Hal senada juga diungkapkan oleh Miss Indonesia 2015 Maria Harfanti. Menurutnya, bullying merupakan sesuatu yang perlu dihentikan dan kita dapat memulainya dengan menerima sesama apa adanya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Chelsea Venda

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co