GenPI.co - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto mengingatkan kepada semua pihak untuk waspada terhadap penyebaran varian baru Covid-19.
Dia meminta pemerintah Jokowi jangan lengah dan menganggap enteng terhadap munculnya varian baru tersebut.
"Kami tidak ingin mengulang kesalahan seperti merebaknya varian Delta, yang dianggap remeh sehingga kebobolan. Akibatnya banyak korban berjatuhan dan anggaran besar negara yang terserap," ujar Mulyanto dalam keterangannya kepada media, Selasa (14/9/2021).
Mulyanto juga mendesak pemerintah Jokowi harus lebih serius mengantisipasi kemungkinan masuk dan tersebarnya varian baru Covid-19.
Selain itu, pemerintah harus segera melakukan riset secara cermat terhadap karakteristik varian baru ini agar dapat diketahui dan dibuat agenda aksi pencegahan.
Bahkan, pemerintah bisa melibatkan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dan jaringan laboratoriumnya melakukan penelitian untuk mendeteksi pola penyebaran varian baru ini.
"Selama ini jaringan laboratorium uji whole genome sequencing (WGS) mampu mendeteksi penyebaran varian Covid-18 yang telah ada di Indonesia," tegas Politikus PKS itu.
Lebih lanjut, Mulyanto menambahkan terpenting pemerintah melakukan pengetatan di pintu-pintu masuk bandara internasional untuk mencegah penyebaran virus varian baru Covid-19 itu masuk ke Indonesia.
"Yang utama adalah pencegahan di pintu-pintu masuk bandara internasional. Jangan sampai terlambat atau lolos masuk tanpa terdeteksi, karena jangan sampai rakyat menjadi korban lagi," tandas dia
Sebelumnya pemerintah melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan hingga saat ini belum ditemukan Covid-19 varian baru seperti Lamda, Mu, dan C.1.2 di Indonesia.
Namun, ketiga virus varian baru ini sudah menyebar di sembilan negara.
Oleh karena itu pemerintah terus meneliti dan memantau persebarannya agar tidak masuk ke Indonesia.
Budi mengaku pemerintah saat initengah memperkuat jaringan laboratorium uji whole genome sequencing (WGS) atau tes khusus mengawasi mutasi virus.
Dia mengeklaim percepatan memperbanyak laboratorium itu berguna agar lebih cepat mengidentifikasi adanya varian baru di Indonesia.
Budi turut membeberkan saat ini sudah ada 21 jaringan laboratorium yang dapat melakukan pengetesan WGS dengan lebih canggih.
Eks Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mencatat sejak bulan Januari-Agustus 2021 lalu, pihaknya telah melakukan tes WGS sebanyak 6.161 spesimen.(mcr10/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News