Kapal Selam Nuklir Dibangun di Australia, DPR Bereaksi Keras

17 September 2021 23:40

GenPI.co - Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, mengaku kecewa dengan rencana pemerintah Australia, Inggris, dan Amerika Serikat yang akan membangun kapal selam nuklir di Negeri Kanguru -julukan Australia-.

 

Dia menilai pembuatan kapal selam itu tentu akan meningkatkan tensi keamanan di kawasan ASEAN.

BACA JUGA:  UAS Galang Dana demi Beli Kapal Selam, Jubir Prabowo Langsung...

"Saya kecewa atas rencana Australia, dalam membangun kapal selam nuklir. Komisi I meminta Australia untuk mempertimbangkan ulang rencana pembangunan kapal selam nuklir," ujar Meutya Hafid dalam keterangan tertulisnya yang diterima GenPI.co, Jumat (17/9/2021).

Politikus Golkar itu juga menyampaikan sebagai negara tetangga, Australia sebaiknya mendukung program regional ASEAN untuk menjaga keamanan.

BACA JUGA:  Meutya Hafid Desak Pemerintah Lindungi WNI di Amerika Serikat

"Dukungan tersebut dengan tetap memprioritaskan pendekatan non-kekerasan dan menghormati hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 dan perjanjian non-proliferasi," jelas dia.

Lebih lanjut, Meutya mengaku khawatir, keberadaan kapal selam tersebut makin meningkatkan perlombaan senjata dan proyeksi ancaman kekuatan militer di kawasan.

BACA JUGA:  Gatot Sebut TNI Bergaya Orde Baru, Meutya Hafid Naik Pitam

Apalagi, di Indonesia ancaman itu beberapa kali terjadi dengan ditemukan Unmanned Under Water Vehicle (UUV) atau drone laut pada awal tahun ini di Pulau Tenggol, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan dan pada 2019 di Kepulauan Riau.

Sehingga Indonesia perlu mempertimbangkan menolak kapal selam nuklir Australia tersebut melintas di perairan Indonesia.

"Kekhawatiran Indonesia cukup beralasan karena sejumlah negara juga mengutarakan penolakannya seperti Selandia Baru, China dan Perancis," bebernya.

Sebagai informasi tambahan, Australia mendapata dukungan dalam membangun delapan kapal selam bertenaga nuklir.

Pembangunan tersebut berada di bawah kemitraan keamanan Indo-Pasifik dengan Amerika Serikat dan Inggris.

Para analis menyebutkan rencana tersebut dinilai akan membuat China gusar, sebab negeri tirai bambu -julukan China- tidak menyambut baik pembentukan blok-blok tersebut, dan kemungkinan merugikan banyak pihak.(*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co