GenPI.co - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa bencana alam hidrometeorologi di Indonesia meningkat cukup signifikan akibat perubahan iklim.
Menurut Dwikorita, bencana hidrometeorologi disebabkan oleh kondisi cuaca dan perubahan iklim.
Kondisi tersebut diperparah dengan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menunjukan bahwa 99 persen bencana yang terjadi di Indonesia adalah hidrometeorologi.
Hal itu disampaikan dalam webinar “Climate Resilience Development Policy: Minimizing Economic Loss of Climate Impact”, Senin (11/10).
“Hujan ekstrim yang sangat lebat menyebabkan terjadinya banjir, puting beliung, dan tanah longsor. Lalu, ada juga gelombang pasang dan abrasi,” katanya.
Dwikorita memaparkan bahwa bencana hidrometeorologi memiliki berbagai parameter.
“Ada peningkatan dan penurunan curah hujan hingga suhu dan cuaca ekstrim,” paparnya.
Oleh karena itu, bencana hidrometeorologi juga dapat menyebabkan bencana kekeringan ekstrim.
“Contohnya adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutlah) dan kekeringan lain,” ujarnya.
Menurut Dwikorita, semua bencana alam tersebut tak terlepas dari faktor pengendali iklim atau cuaca.
“Kondisi ini juga korelatif dengan meningkatnya suhu global. Dampak ini pun sifatnya tak hanya lokal, tetapi bisa regional bahkan global,” ungkapnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News