GenPI.co - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi buka suara perihal penerapan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) beras yang digunakan untuk menstabilkan harga pangan.
HET beras menjadi salah satu poin yang dievaluasi oleh Ombudsman terkait stok pangan nasional. Menurut Lutfi, HET adalah yang susah-susah gampang untuk dibahas.
“HET ini mengikuti harga internasional, tetapi biasanya HET kita lebih tinggi dari harga internasional,” ujarnya dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia 2021 yang diselenggarakan Ombudsman, Senin (18/10).
Lutfi mengatakan jika HET naik terus, rakyat akan dikorbankan.
“Lalu, bagaimana kalau harga di luar negeri turun, tetapi di Indonesia naik terus?” katanya.
Para petani pun mau tidak mau jadi mengorbankan masyarakat Indonesia.
“Misalnya, dua juta petani gula harus mengorbankan 270 juta rakyat Indonesia,” ungkapnya.
Lutfi menilai masalah HET sangat halus, tetapi harus terus diperhatikan dinamikanya.
“Hal itu tentu demi menjaga keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Lebih lanjut, Lutfi berjanji akan melakukan evaluasi kembali terkait HET sesuai dengan arahan dari Ombudsman.
“Semoga dalam 14 hari, sesuai dengan undang-undang, kami lakukan koreksi dan akan kami laporkan kembali,” paparnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News