GenPI.co - Tagar percuma lapor polisi kembali disorot. Banyak yang mengganggap kepolisian telah gagal. Pengamat sampai ikut memberi analisis telak.
Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto ikut bersuara.
Menurutnya, masyarakat saat ini menemukan cara sendiri untuk mengkritik kepolisian karena dianggap gagal.
"Dengan tagar itu, artinya masyarakat sudah menemukan salurannya sendiri yang dianggap netral, minimal tidak berpihak kepada dominan atau Kepolisian," ucap Bambang kepada GenPI.co, Rabu (20/10).
Akan tetapi, Bambang menganggap hal tersebut memunculkan kelemahan tersendiri.
Sebab, kata dia, media sosial penuh dengan informasi yang belum tentu kebenarannya.
"Hanya saja ini juga memiliki celah kelemahan, karena media sosial sangat cepat dan tanpa konfirmasi. Mereka bisa saja yang salah," tambahnya.
Dengan demikian, Bambang menjelaskan perlu ada lembaga yang menaungi aspirasi masyarakat dalam mengkritik kepolisian.
Menurut dia, hal itu akan mempermudah aduan tanpa menunggu viral di media sosial.
"Untuk menata ke depan, harus ada lembaga yang dibentuk dan bisa mewakili pandangan masyarakat untuk menjadi mediator terkait pengaduan layanan kepolisian," imbuhnya.
Sebelumnya, tagar percuma lapor polisi viral di media sosial lantaran beberapa aduan dari masyarakat tidak segera ditindak Kepolisian. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News