GenPI.co - Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) Tomy Tampatty menyayangkan pemerintah yang terlalu cepat menyampaikan sejumlah opsi, termasuk soal prioritas pailit bagi Garuda.
Padahal, banyak aspek yang harus dibicarakan jika membahas solusi atas masalah Garuda.
"Kalau bicara Garuda itu berbicara berbangsa dan bernegara, karena Garuda ini flag carrier, dan bagian dari rasa nasionalisme," kata Tomy kepada GenPI.co, Kamis (28/10).
Tomy lantas membicarakan soal sejarah awal Garuda yang lekat dengan masyarakat Aceh di awal kemerdekaan.
Saat itu masyarakat Aceh menyerahkan hartanya kepada Presiden Pertama RI Soekarno, yang mana negara ini ingin punya pesawat pertama.
Dari situ kemudian menjadi cikal bakal Indonesia Air, yang kemudian menjadi Garuda Indonesia.
"Kalau melihat masalah Garuda, kami meminta tidak hanya melihat dari sisi bisnis, tetapi juga harus aspek nasionalis," imbuhnya.
Dulu, pesawat ini jadi bagian penting dalam mengangkut logistik dan pasukan saat awal kemerdekaan.
Di saat ini, kontribusi Garuda juga begitu besar pada negara, seperti membawa lambang negara ke suluruh dunia, memperkenalkan destinasi wisata lokal, belum lagi status maskapai sebagai flag carrier.
"Saya merinding kalau berbicara ini, kita harus hormati ini, menjunjung tinggi perjuangan pendiri bangsa yang ingin mendirikan perusahaan penerbangan," katanya.
Setelah sekian puluh tahun merdeka, kini langkah yang diambil tampaknya begitu pragmatis dengan begitu gamblang mengungkap opsi pailit.
"Kami sangat prihatin," katanya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News