Epidemiolog Sebut Tarif Tes PCR Turun Bisa Timbul Masalah Baru

29 Oktober 2021 22:55

GenPI.co - Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan tarif tes PCR turun dapat menimbulkan masalah baru di publik. 

“Bagaimana nanti kualitasnya? Karena harga seperti itu tidak bisa distandardisasikan,” ucap Dicky kepada GenPI.co, Jumat (29/10)

Dia mengatakan, biaya investasi penyelenggara tidak sama.

BACA JUGA:  IDI Angkat Bicara Soal Adanya Bisnis Tes PCR, Isinya Bikin Kaget

“Mungkin ada yang alatnya nyicil, termasuk reagen impor,” katanya.

Oleh sebab itu, kata Dicky perlu adanya pengawasan dalam pelaksanaan PCR.

BACA JUGA:  Tarif Baru Tes PCR Harus Dikaji Ulang

“Jangan sampai ada yang memalsukan,” imbuhnya.

Tak hanya itu dengan turunya harga PCR dapat mengundang pertanyaan masyarakat terkait tarif tes PCR.

BACA JUGA:  Mafia PCR Meresahkan, Projo Singgung Luhut Pandjaitan

“Kok sekarang bisa lebih murah? Padahal kan faktanya banyak komponen biaya di sana, selain jasa, ada biaya lain seperti reagennya yang harus impor, yang mana berarti kan ada pajak juga,” bebernya.

Ia mengimbau turunya harga PCR ini jangan sampai membuat penyedia layanan jadi rugi.

Seperti yang diketahui, pemerintah telah menurunkan tarif tes PCR untuk Jawa dan Bali menjadi Rp 275 dan di luar Jawa Bali Rp 300. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co