GenPI.co — Sehari setelah Kementerian Kesehatan RI mengumumkan perbaikan kehidupan hari tua bagi lansia, kasus pelecehan lansia terjadi hingga viral, yakni seorang nenek dituduh mencuri beras hingga dipermalukan depan toko dan tangan diikat. Nenek yang diketahui bernama Sri ini pun tak dapat membela diri kala dipermalukan oleh orang-orang yang lebih muda darinya.
Dalam gelaran Kemenkes RI bersama Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia mengadakan konferensi pewarta mengenai Rencana Aksi Nasional untuk memperbaiki mutu hidup lansia, dikatakan, pelecehan lansia tanpa sadar terjadi di depan mata.
Menurut Lembaga kesehatan dunia WHO, pelecehan lansia adalah tindakan tunggal atau berulang-ulang yang tidak layak kepada orang lanjut usia, yang menyebabkan bahaya dan tekanan mental bagi orang lanjut usia. Pelecehan ini dapat berupa kekerasan fisik, seksual, psikologis, perasaan, keuangan, dan penelantaran.
Baca juga:
Dituduh Mencuri Beras, Nenek Ini Dipermalukan dan Tangan Diikat
Menelantarkan Orang Tua Ternyata Bentuk Pelecehan Lansia
Pesantren Lansia Limboto Segera Dibangun, Bisa Dinikmati Wisatawan
Contoh pelecehan lansia misalnya, pelecehan fisik seperti mendorong dan menampar; pelecehan perasaan yaitu mengatakan perkataan yang menyakitkan hati, berteriak, mengancam, dan perundungan; lalu pelecehan seksual yaitu menyentuh bagian tubuh orang lansia tanpa izin dari mereka.
Apa yang terjadi pada Nenek Sri adalah contoh nyata pelecehan orang lansia, yang menurut ahli penyakit penuaan dan pengobatan lansia Prof. DR. Siti Setiati mulai dan bahkan ‘biasa’ terjadi di Indonesia.
Informasi terakhir bahwa wanita lansia yang dituduh mencuri beras itu telah dikembalikan kepada keluarganya, setelah pelecehan lansia menimpa nenek dengan dipermalukan di depan umum.
Simak juga video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News