Bahaya Omicron Tak Main-Main, Sinovac Gencar Lakukan Manuver

01 Desember 2021 15:30

GenPI.co - Belakangan covid-19 varian omicron sudah masuk ke banyak negara di Asia, Afrika hingga Sebagian Eropa. Varian terbaru ini dikelompokkan sebagai salah satu yang berbahaya oleh WHO.

Menyikapi hal ini, produsen vaksin terkemuka di China, Sinovac Biotech akan melakukan penelitian untuk mengetahui dampak varian Omicron terhadap vaksin inaktif COVID-19.

“Kami juga akan mengevaluasi apakah perlu dikembangkan vaksin baru untuk menghadapi varian Omicron tersebut dalam waktu dekat,” demikian pernyataan Sinovac, di Beijing, China, Selasa.

BACA JUGA:  Potensi Besar Omicron Masuk Indonesia, Epidemiolog Buka Kartu

Produsen vaksin yang berbasis di Beijing tersebut telah memantau perkembangan kasus varian Omicron.

“Kami secara aktif juga mengumpulkan informasi dan sampel varian Omicron melalui jaringan mitra kami di seluruh dunia,” demikian Sinovac.

BACA JUGA:  Awas! Omicron Sudah Transit di Singapura, Indonesia Waspada

Sebelumnya Sinovac telah mengembangkan vaksin inaktif COVID-19 untuk varian Gamma dan Delta.

“Jika diperlukan, kami akan segera melakukan pengembangan dan meluncurkan produksi vaksin baru dalam skala besar,” demikian disampaikan Sinovac.

BACA JUGA:  Omicron Sudah Jajah Belanda Sebelum Muncul di Afrika Selatan

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasukkan covid-19 varian baru Omicron ke dalam kategori kewaspadaan tertinggi atau variant of concern (VOC).

Pakar ilmu kesehatan Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pengelompokkan ini berdasarkan pengamatan pada perkembangan mutasi yang cepat.

"WHO sudah menggolongkannya dalam VOC berdasar rekomendasi WHO's Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution (TAG-VE)," kata Guru Besar Paru FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama dikutip ANTARA, Minggu, (28/11).

Tjandra mengatakan virus B 1.1.529 itu diberi nama Omicron setelah resmi dikelompokkan dalam kategori VOC bersama Alpha (B 1.1.7), Beta (B 1.351), Gamma (P1) dan Delta (B 1.617.2).(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co