Ada Kabar Buruk dari RS Wisma Atlet, Pemerintah Langsung Bereaksi

16 Desember 2021 21:18

GenPI.co - Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi, menyebutkan pemerintah langsung bereaksi dengan adanya laporan varian Covid-19 Omicron di Indonesia.

Salah satunya dengan melakukan langkah-langkah mitigasi dengan mengkarantina sejumlah tower di Wisma Atlet.

"Pemerintah saat ini melakukan langkah-langkah mitigasi dengan melakukan lockdown atau penguncian di beberapa tower Wisma Atlet agar varian ini tidak menyebar luas. Pemerintah juga terus melakukan genome sequencing secara ketat yang tersebar di seluruh Indonesia," ujar Jodi dalam keterangannya, Kamis (16/12/2021).

BACA JUGA:  Antisipasi Omicron, KKP Batam Fokus ke Penumpang dari Luar Negeri

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa kasus Omicron pertama di Tanah Air terjadi di fasilitas karantina Rumah Sakit Wisma Atlet Jakarta.

"Kasus Omicron yang sudah kita konfirmasi satu (kasus) dan lima kasus probable itu terjadi di karantina," kata Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers perkembangan Covid-19 yang diikuti melalui Zoom di Jakarta.

BACA JUGA:  Soal Kasus Omicron, Kang Maman: Ketat Saja Bisa Masuk

Kasus Omicron yang terjadi dialami seorang petugas kebersihan RS Wisma Atlet Jakarta berinisial N diketahui berdasarkan hasil analisa genom sekuensing yang diterima Kemenkes RI pada 15 Desember 2021.

"Petugas pembersih ini tidak memiliki riwayat perjalanan luar negeri," katanya.

BACA JUGA:  Hadapi Omicron, Jokowi Tegas Beri Warning ke Pejabat

Menurut Budi kronologi kasus penularan yang sama juga pernah dilaporkan otoritas terkait di Hongkong.

"Jadi karena dia melayani pasien, akibatnya dia tertular," ungkap dia.

Budi menambahkan N selama ini tinggal di asrama Wisma Atlet Jakarta.

Saat menerima laporan, Kemenkes langsung menghubungi yang bersangkutan dan dilakukan isolasi di asrama.

Selain itu, Kemenkes juga telah mendeteksi lima kasus probable Omicron yang melibatkan pelaku perjalanan internasional dari warga negara Indonesia serta asing.

Lima orang suspek Omicron itu di antaranya dua kasus adalah WNI yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris.

Keduanya sedang menjalani isolasi di Wisma Atlet.

Tiga kasus probable lainnya WNA asal China yang berkunjung ke Manado dan sekarang dikarantina di Manado.

Budi memastikan hingga sekarang belum muncul laporan transmisi komunitas dari kasus yang dialami N di Wisma Atlet.

Kemenkes telah meningkatkan presentasi pemeriksaan sampel genom sekuensing dari seluruh kasus konfirmasi yang terjadi di Tanah Air dalam rangka mendeteksi dini potensi transmisi komunitas Omicron.

"Standar whole genome sequencing (WGS) biasanya 5 persen, sekarang kita mau lakukan 10 persen. Semua kasus konfirmasi kita lakukan WGS," terang dia.

Upaya berikutnya adalah menggencarkan penggunaan reagen PCR menggunakan S-gene target failure (SGTF) agar Omicron bisa diketahui lebih cepat.

"Sebab SGTF ini bisa memberikan marker atau indikasi dini bahwa kalau PCR positif kemungkinan besar Omicron," imbuh Menkes Budi.

Budi mengatakan metode PCR SGTF lebih cepat mendeteksi dini Omicron bila dibandingkan metode WGS.

"Tes PCR hasilnya bisa kita peroleh empat sampai enam jam, untuk genom sekuensing masih butuh lima sampai tujuh hari," tutur dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co