GenPI.co - Akademisi politik Airlangga Pribadi mengatakan bahwa derasnya arus urbanisasi ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selama ini kerap menimbulkan kekecewaan dari masyarakat yang merantau.
Pasalnya, tak semua orang bisa merasakan kehidupan layak usai merantau ke wilayah Jakarta dan sekitarnya.
"Dalam Sosiologi Politik, kondisi ini namanya deprivasi relatif, yaitu tak bertemunya kenyataan dengan harapan masyarakat," ujar Airlangga Pribadi dalam diskusi "RUU IKN dalam Perspektif Ilmu Pemerintahan", Sabtu (15/1).
Deprivasi relatif yang dialami masyarakat itu pun akhirnya memunculkan berbagai macam persoalan, seperti polarisasi politik identitas.
Airlangga Pribadi menilai, pembangunan yang Jawa sentris telah menimbulkan problem ekonomi politik yang cukup serius.
Oleh karena itu, pemerintah harus membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang bisa mendorong distribusi secara lebih merata.
"Ekspektasi masyarakat terkait hidup enak itu bisa disebar. Lalu, upaya dalam memperbaiki kesejahteraan masyarakat itu bisa lebih diwujudkan," ungkapnya.
Pengajar FISIP UNAIR itu mengatakan bahwa pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan akan mengurangi problem deprivasi relatif.
Namun, pemerintah harus membangun ibu kota negara baru yang memiliki tata ruang dan skema pembangunan yang lebih merata.
"Tantangannya adalah bagaimana ibu kota baru ini bisa menjadi ibu kota yang inklusif," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News