Pencari Suaka: Indonesia Lebih Aman

22 Juli 2019 08:13

GenPi.co - Lebih dari 1000 pencari suaka dari berbagai Negara mengungsi di eks Gedung Kodim Jakarta Barat, Kalideres sejak 12 Juli 2019. Mereka mengharapkan kepastian dari pemerintah dan UNHCR tentang nasib mereka, untuk dikirim ke negara-negara tujuan mereka. Termasuk Muhammad Hussain, pemuda berusia 22 tahun yang merupakan satu dari ribuan pencari suaka yang ada di pengungsian Kalideres.

Hussain merupakan pencari suaka asal Pakistan yang sudah berada di Indonesia sejak tahun 2014, atau kurang lebih selama 5 tahun. Anak ke-6 dari 6 bersaudara tersebut mengungsi ke Indonesia seorang diri, tanpa teman ataupun anggota keluarga.

Pertama kali tiba di Indonesia dengan menggunakan pesawat, Hussain langsung tinggal di kawasan Cisarua, Bogor. Selama sekitar 4 tahun, Hussain tinggal di rumah kontrakan bersama pengungsi lainnya yag berasal dari Afghanistan. Pada saat itu, Hussain masih menerima uang kiriman dari orang tuanya di Pakistan.

Setelah sekitar 4 tahun, orang tua Hussain sudah tidak mampu lagi membiayai kehidupan Hussain di Indonesia dan Hussain terpaksa pindah ke Jakarta. Di Jakarta, Hussain pertama kali tinggal di trotoar yang ada di Kalideres selama sekitar satu setengah tahun. Selama itu, Hussain hanya mengandalkan bantuan dari orang-orang dermawan yang mau memberinya makan atau uang saku. 

BACA JUGA: Perbedaan Pengungsi, Pencari Suaka dan Imigran?

Dari Kalideres, Hussain bersama pengungsi lainnya pindah ke jalan Kebon Sirih. Setelah 3 hari tinggal di pinggir jalan di Kebon Sirih, Hussain dipindahkan ke pengungsian sementara di Kalideres, Jakarta Barat.

Selama tingga di pengungsian Kalideres, tak banyak yang bisa dilakukan Hussain. Dirinya hanya makan, tidur dan berbincang-bincang dengan para pencari suaka lainnya. Hussain mengaku dirinya sangat ingin bekerja, namun terkendala oleh administrasi dan identitasnya sebagai pengungsi.

“Di sini gak bisa kerja, kalo pengungsi gak boleh kerja sama imigrasi,” Kata Hussain kepada GenPI.co pekan lalu.

BACA JUGA: Spanduk Penolakan Pencari Suaka Bertebaran di Kalideres

Sebelum mencari suaka ke Indonesia, Hussain sempat menempuh pendidikan setara SMA di Pakistan. Namun, ia terpaksa berhenti karena di negaranya terjadi perang dan sudah tidak aman lagi untuknya untuk tinggal di Pakistan.

“Ya terpaksa berenti. Gak bisa lanjut, karena di sana perang, di sana gak aman,” ujar Hussain.

Sebelum ke Indonesia, Hussain sempat transit di Thailand dan Malaysia. Namun, Hussain mengikuti permintaan orang tuanya untuk tinggal di Indonesia, karena menurutnya lebih aman. 

BACA JUGA: Dinsos Kewalahan Hadapi Pengungsi Pencari Suaka

“Aku diajarin sama keluargaku untuk di sini aja, karena lebih aman.” Ujar pemuda yang sudah fasih berbahasa Indonesia tersebut.

Selama di pengungsian Kalideres, Hussain mengaku kebutuhan hidupnya belum bisa terpenuhi. Fasilitas seperti air toilet sangat minim, apalagi saat malam hari.

“Ya masih banyak yang kurang di sini, gak ada air, gak ada toilet. Toilet kalau malam tutup sampai pagi. Ini listriknya gak ada, cuma nyala kalau malem,” tutur Hussain.

Saat ini Hussain sedang menunggu kepastian dari pihak UNHCR yang akan membantunya untuk pindah ke Negara tujuannya. Hussain mengaku dirinya memiliki menunggu satu dari 4 negara yang bersedia menerimanya, yaitu Australia, New Zealand, Amerika dan Kanada.

 “Aku nungguin, kan dari sini dikirim ke 4 negara lain, ada Australia, New Zealand, Amerika, Kanada gitu. Jadi kalau Australia gak nerima ya ada Kanada, ada Amerika gitu.” Kata Hussain.

Bagi Hussain, tidak masalah Negara mana yang akan menerimanya. Pemuda tersebut hanya ingin bisa segera mendapat kepastian dan beraktivitas normal, dan bekerja.

“Abis dari sini aku mau kerja, di mana aja buat aku gapapa. Di Australia atau di mana aja gapapa,” Tutur Hussain.


NONTON VIDEO BERIKUT INI

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Yasserina Rawie

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co