Mengintip Tiga Prosesi dalam Rangkaian Hari Jadi Wonosobo ke 194

23 Juli 2019 16:42

GenPI.co - Perayaan hari Jadi Wonosobo ke 194 diwarnai dengan prosesi sakral. Ada tiga rangkaian ritual yang digelar yakni  Bedhol Kedhaton, Tapa Bisu dan Birat Sengkala yang dilakukan sebelum Pisowanan Agung pada keesokan harinya. Tiga prosesi ini dilakukan pada hari ini Selasa (23/7) pada pagi hingga tengah malam.

Prosesi Bedhol Kedhaton

Prosesi "Bedhol Kedhaton" dimulai dengan pengambilan Air Suci Tirto Perwitosari di mata air Plobangan atau Tuk Sampan dan pengambilan Bantolo (tanah yang diambilkan dari selatan makam Ki Ageng Wanasaba) oleh sesepuh desa pada pukul 06.00 WIB.

Selanjutnya dilakukan ziarah makam Ki Ageng Wanasaba di Desa Plobangan yang diikuti oleh Bupati Wonosobo dan jajaran Forkopimda serta seluruh Pimpinan OPD Kabupaten Wonosobo. Setelah itu dilanjutkan acara Jagong Budaya Kecamatan Selomerto pada pukul 09.00 WIB yang dipusatkan di lapangan Desa Plobangan.

Baca juga:

Tak Mau Beri Sambutan di HAN, Ganjar Pilih Main Engklek 

Puisi Anies Baswedan di Hari Anak Nasional 

Waspada Gelombang Laut Setinggi 6 Meter Selama 3 Hari ke Depan 

TAPA BISU. Peserta Parade Tapa Bisu melakukan kirab sepanjang jalan Honggoderpo hingga Pendopo Kabupaten Wonosobo dengan membawa obor sejumlah 194 sesuai dengan hari jadi Wonosobo. (Foto : Dok. Disparbud Wonosobo)

Parade Tapa Bisu

Pada pukul 20.00 WIB Air Suci Tirta Perwitosari,  Bantolo, Songsong Agung dan Tombak Katentreman di bedhol dan diarak sampai depan gerbang desa Plobangan yang kemudian diboyong ke Pendopo Kabupaten melalui prosesi Parade Tapa Bisu.

Sebelum sampai di Pendopo, 4 pusaka itu akan dikirabkan terlebih dahulu dari Honggoderpo menuju pendopo sekitar pukul 21.00 WIB. Seluruh peserta kirab diwajibkan memakai pakaian Adat Jawa dan berjalan kaki membawa obor sejumlah 194 sebagai simbol hari jadi Kab. Wonosobo yang ke 194.

Dalam Prosesi "tapa bisu" para peserta kirab tidak ada yang berbicara . Semua hening tanpa suara berjalan dari Honggoderpo. Tiba  di Pendopo para peserta kirab akan berhenti untuk melakukan prosesi Bedhol Kedhaton menyerahkan 4 pusaka yang dibawa oleh Kepala Desa Plobangan beserta istri dan Perangkat. Benda tersebut yaitu Air Suci Tirto Perwitosari, Bantolo, Songsong Agung dan Tombak Katentreman  yang kemudian diserahkan kepada Bupati disaksikan seluruh undangan doa lintas agama dan Majelis Luhur Penghayat Kepercayaan (MLKI) Wonosobo.

 Kemudian dilakukan Pencampuran Air suci 7 sumber ( Tuk Bimolukar, Tuk Gua Sumur, Tuk Mudal, Tuk Suradilaga, Tuk Tempurung, Tuk Kaliasem /Banyuasem), dan Tuk Sampan. Pada saat prosesi pencampuran air suci 7 sumber, di Pendopo dilaksanakan Doa Lintas Agama dan selesai pencampuran air suci, acara dilanjutkan dengan Prosesi Birat Sengkala di Paseban Timur Alun-Alun.

Prosesi Birat Sengkala

Ritual Birat Sengkala adalah ritual doa oleh sesepuh adat yang dilaksanakan kira-kira jam 23.00 pada tanggal 23 Juli 2019 di Paseban Timur Alun-Alun Wonosobo. Isi doa Birat Sengkala yang dipanjatkan agar rakyat Wonosobo di bawah pemerintahan sekarang ini diberi kekuatan dan dikarunai keselamatan, kedamaian, ketentraman dan kesejahteraan.

Simak juga tayangan menarik berikut

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co